Tribun Bandar Lampung
Dua Flyover di Bandar Lampung Dibangun Februari, Kini Masih Tender dan Pembebasan Lahan
Pembangunan flyover (jalan layang) di dua titik Kota Tapis Berseri segera dimulai.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Yoso Muliawan
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG BAYU SAPUTRA
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pembangunan flyover (jalan layang) di dua titik Kota Tapis Berseri segera dimulai. Pemkot Bandar Lampung menjadwalkan proyek flyover ke-10 itu dikerjakan mulai Februari 2019.
Titik pertama flyover direncanakan berada di antara Jalan Kapten Abdul Haq dan Jalan H Komarudin, Kecamatan Rajabasa. Sementara titik kedua di antara Jalan Untung Suropati dan Jalan RA Basyid, Kecamatan Tanjung Senang. Keduanya akan melintang di atas Jalan Soekarno-Hatta, Bypass.
"Februari nanti dua flyover dibangun. Tapi sebelumnya, peresmian underpass (jalan terowongan) dulu," kata Wali Kota Bandar Lampung Herman HN saat meninjau lokasi underpass persimpangan Universitas Lampung, Jalan ZA Pagaralam, Selasa (8/1/2019).
Herman mengungkapkan, pembangunan dua flyover itu kini dalam tahap tender pelaksana proyek. Ia menyebut, pembangunan dua flyover tersebut akan dilaksanakan berbarengan.
Selain dalam tahap tender pelaksana proyek, tahap lain yang masih digarap adalah pembebasan lahan. Pemkot sekarang dalam proses rapat guna membahas khususnya dana ganti rugi lahan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bandar Lampung Iwan Gunawan menjelaskan, pihaknya masih membahas soal pembebasan lahan melalui rapat. Rapat dilaksanakan bersama camat, lurah, serta warga yang tanahnya bakal terdampak proyek dua flyover.
"Kami masih rapat untuk pembebasan lahan. Secepatnya akan didapat hasilnya agar perintah Wali Kota bisa terlaksana pada Februari mendatang," kata Iwan melalui ponsel, Selasa.
Terkait anggaran, flyover Untung Suropati-RA Basyid dan flyover Kapten Abdul Haq-Komarudin akan dikerjakan dengan biaya lebih kurang Rp 80 miliar.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Bandar Lampung Samsul usai rapat soal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2019 di Gedung DPRD, Oktober 2018, mengungkapkan, tender dilaksanakan mulai Desember 2018.
Adapun pembangunan dua flyover tersebut bertujuan mengurai kemacetan yang kerap terjadi. Ruas jalan di dua titik rencana flyover itu diketahui termasuk padat kendaraan, terutama pada jam sibuk.
Flyover Ke-10
Sebagai catatan, jika pembangunan dua flyover itu terealisasi, maka Bandar Lampung akan memiliki total 10 flyover. Sebelumnya, pemkot telah membangun sembilan flyover dalam beberapa tahun.
Tujuh flyover yang telah berdiri masing-masing di ruas Jalan ZA Pagaralam-Teuku Umar, simpang Mal Boemi Kedaton; ruas Jalan Sultan Agung-Ryacudu, Bypass; ruas Jalan Kimaja-Ratu Dibalau; dan ruas Jalan Pangeran Antasari-Pangeran Tirtayasa, Bypass.
Kemudian, di ruas Jalan Pangeran Antasari-Gajah Mada, dekat Pasar Tugu; ruas Jalan Gajah Mada-Ir Juanda, arah Stadion Pahoman; dan ruas Jalan Pramuka-Indra Bangsawan.
Terakhir, pemkot membangun flyover di ruas Jalan Teuku Cik Ditiro-Pramuka, Kecamatan Kemiling. Pemkot meresmikan flyover ini pada Januari 2018. Dalam peresmian saat itu, pemkot mengadakan pengajian serta menyediakan makanan dan minuman gratis kepada warga yang hadir.
Peresmian Underpass
Sebelum memulai pembangunan flyover di dua titik, Pemkot Bandar Lampung akan meresmikan underpass simpang Unila, Jalan ZA Pagaralam. Setelah batal pada malam pergantian tahun, peresmian underpass ini dipastikan akan berlangsung pada 17 Januari.
"Peresmiannya, 17 Januari. (Kamis) malam Jumat," ujar Wali Kota Bandar Lampung Herman HN saat meninjau lokasi underpass, Selasa (8/1/2019).
Dalam peresmian malam hari tersebut, Herman mengundang warga Bandar Lampung untuk hadir.
"Kami mengajak elemen masyarakat untuk hadir. Nanti yasinan bersama," kata wali kota.
Underpass sendiri telah mulai dilintasi kendaraan roda dua maupun empat di dua jalur. Dari arah Tanjungkarang menuju Rajabasa maupun sebaliknya.
Pengerjaan tahap akhir underpass pun sudah hampir rampung. Di antaranya, rekayasa arus kendaraan dari dan menuju lingkungan kampus Unila. Nantinya, pengendara yang hendak menuju Unila maupun sebaliknya akan melewati jalur di atas underpass.
Pada tahap akhir, pekerja melakukan pengecoran dinding dan trotoar. Kemudian, memasang pagar dan pot bunga serta menyelesaikan jalan rigid sekitar 25 meter.
Untuk penerangan, pemkot mengalokasikan dana pembelian lampu di atas underpass serta lampu sorot di dalam underpass senilai Rp 795 juta. Merujuk data di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), lampu underpass menggunakan besi galvanis. Adapun pemenang tendernya adalah PT Rajawali Elektrik Persada yang beralamat di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Kedamaian.
"Kami akan pasang delapan buah lampu sorot di dalam underpass, masing-masing empat buah di kanan dan empat buah di kiri," kata Kepala Bidang Penerangan Jalan Umum Dinas PU Bandar Lampung Basuni Ahyar, Desember 2018.
Sementara untuk lampu di atas underpass, total akan ada 12 unit tiang lampu. Di masing-masing tiang, akan terpasang dua buah lampu, kiri dan kanan.
"Lampu di atas underpass kami pasang 24 buah. Di satu tiang ada dua buah lampu yang fungsinya menerangi bagian dalam dan jalan di luar," jelas Basuni.
Sutarno, pengawas proyek underpass dari PT Sang Bumi Ratu, mengungkapkan, dengan lebar 10 meter, underpass ini bisa muat dua unit mobil.
"Nanti juga ada siring satu jalur. Sistem pembuangannya lewat gorong-gorong di sebelah kanan dari arah Tanjungkarang," ujarnya.
Selain itu, pihaknya memperbaiki jalan yang rusak di samping kanan dan kiri underpass.
"Untuk jalan-jalan rusak di samping yang sekarang untuk kendaraan lewat, nanti kami perbaiki. Kemarin-kemarin sudah sempat kami perbaiki, tapi masih kurang," kata Sutarno.
Underpass simpang Unila turut menambah jumlah underpass di Bandar Lampung. Sebelumnya, sudah ada underpass di ruas Jalan Hanoman, tepatnya di bawah rel kereta api, yang dibangun pada tahun 2010.