Fakta Penentu Jenis Kelamin Bayi yang Mungkin Tak Anda Ketahui
Konon, jenis kelamin anak sudah ditentukan oleh takdir. Tapi sejumlah penelitian menyebutkan, jenis kelamin calon si jabang bayi bisa dirancang sejak
Tapi jika asam, kans anak perempuan lebih besar. Soalnya kromosom Y gerakannya melambat dalam kondisi asam dan lebih cepat saat basa.
Menurut dokter yang juga konsultan perkembangan janin ini, hanya dua faktor itulah yang menentukan jenis kelamin anak. Itu pun tidak menjamin seratus persen.
Walau vagina dalam keadaan asam dan pergerakan kromosom Y melambat, masih ada kemungkinan pergerakan kromosom X tidak langsung menuju ke sel telur.
“Bisa jadi si kromosom X-nya belok di tengah jalan, sehingga justru si kromosom Y yang lambat itulah yang akhirnya berhasil membuahi ovum,” kata Aloy.
Cara memilih jenis kelamin
Dalam buku How to Choose the Sex of Your Baby, Dr. Landrum Shettles menyatakan bahwa asam atau basa di vagina bisa dikondisikan. Salah satunya dengan memilih posisi hubungan seks.
Misalnya ingin suasana asam, bisa memilih posisi perempuan terlentang (missionary).
Sementara gaya perempuan di atas (woman on top) mendukung ke arah basa sebab cenderung mengajak perempuan untuk orgasme terlebih dulu.
• Kisah Nyata 7 Crazy Rich Asians Paling Kaya se-Asia, Satu dari Indonesia
“Saat perempuan orgasme, maka kondisinya akan basah dan itu menimbulkan kondisi basa.”
Faktor makanan juga tidak boleh dilupakan. Sebab asupan yang masuk ke tubuh akan mempengaruhi kondisi asam dan basa vagina.
Untuk menciptakan kondisi asam, dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung garam, magnesium, dan kalsium.
Zat-zat tersebut banyak terkandung di produk susu dan olahannya, Sedangkan untuk suasana basa, disarankan banyak-banyak makan sayuran.
Selain cara alami, metode instan untuk mengondisikan asam atau basa vagina juga bisa ditempuh.
Jika ingin anak perempuan, basuh vagina dengan cairan asam cuka yang sudah dicampur air. Kalau ingin anak laki-laki, usap dengan larutan sodium atau soda kue.
Teknologi pemisahan kromosom dari sperma pun bisa dipertimbangkan. Metode ini diperkenalkan oleh Dr. Ronald Ericsson, PhD dengan memisahkan kromosom X dan Y dari sperma.