Robby Tumewu Meninggal Dunia, Sakit Gigi Bisa Sebabkan Stroke?
Robby Tumewu Meninggal Dunia, Sakit Gigi Bisa Sebabkan Stroke, Begini Penjelasannya
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Robby Tumewu meninggal dunia, Senin 14 Januari 2019.
Kabar duka tersebut pertama kali dikabarkan oleh Becky Tumewu via akun Instagramnya.
"Sekarang Robby sudah pergi, semua tinggal kenangan, tapi Bi, you'll always be in my heart, you'll always be in so many people's hearts. Selamat Jalan sayang, Rest In Peace, Rest In Love, Until we meet again, someday (14/01/2019) #RIP #RobbyTumewu," tulis Becky Tumewu, Senin (14/1/2019).
"Btw this picture was taken in 2013, I love this pic because Robby looked good and fresh. And I want to remember him this way," sambungnya lagi.
• 3 Bidang yang Diutamakan Dalam Penerimaan P3K 2019, Cek Jurusan Kamu
Dalam unggahannya, Becky menuliskan Robby memang sudah lama sakit.
Namun untuk sakitnya, Becky tidak lagi mau menceritakan mengenai hal tersebut.
"Robby sakit sudah lama, sudah tidak usah diceritain lagi bagian sakitnya, dia telah pergi tadi dini hari, pukul 00.15, semua derita dan sakit penyakit sudah diangkat dari Robby," papar Becky lagi.
"Saya tidak pernah akan lupa dengan kebaikan Robby, senyum dan tawa yang selalu beliau bagikan pada orang di sekitarnya, komentar komentar dan cerita yang membuat kita semua tertawa, suasana selalu seru dan ceria saat ada Robby, syuting panjangpun tidak terasa," urainya lagi.
Sebelum meninggal dunia, Robby pernah terserang stroke.
Tidak hanya sekali, Robby pernah terserang stroke sebanyak dua kali.
• Jadwal Debat Capres Cawapres Pilpres 2019, Tonton Live Streamingnya di Sini
Pada 2010, Robby sempat terserang stroke di tengah syuting di sebuah acara stasiun televisi.
Hal tersebut membuatnya dilarikan ke rumah sakit.
Tak berselang lama, Robby kembali terlihat dalam salah satu acara di Jakarta.
Kala itu ia menggunakan bantuan kursi roda. Namun saat 2013 kondisinya melemah.
Stroke kembali menyerangnya.
Di tahun itu, pihak dokter mengatakan kondisi Robby melemah. Keluarganya juga mengatakan hal serupa.
"Dibandingkan dulu, kondisinya lebih parah. Karena pendarahan yang sudah menyebar ke bagian otak kanan, sebelumnya otak kiri," terang salah seorang kerabat Robby, Hengky Tandayu pada 2013.
Lantaran stroke keduanya ini, Robby juga pernah menjalani operasi.
• Jadwal Debat Capres Cawapres Pilpres 2019, Tonton Live Streamingnya di Sini
"Operasi di tenggorokan untuk menghilangkan klem atau lendir, supaya napasnya bisa lebih lancar," sambung Hengky lagi.
"Sekitar satu minggu sebelum masuk RS sempat operasi pendarahan di otak kanan. Operasi itu untuk mengeluarkan cairan berlebihan di bagian otak," papar Hengky lagi.
Sakit Bisa Gigi Sebabkan Stroke
Kebanyakan orang sering menyepelekan gusi bengkak sampai pada akhirnya memicu sakit gigi yang parah.
Selain membuat Anda mengalami kesulitan berbicara dan mengunyah makanan, sakit gigi pada dasarnya bisa mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang secara keseluruhan.
Bahkan sebuah studi menunjukkan jika berawal dari sakit gigi, seseorang bisa mendapatkan beragam komplikasi penyakit yang membahayakan tubuh, termasuk risiko terkena stroke.
Sakit gigi macam apa yang bisa menyebabkan stroke?
• 3 Gadis Model Foto di Madiun Dijual Via Facebook, Segini Tarifnya
Berdasarkan hasil penelitian dari sejumlah negara seperti Jerman, Perancis, Swedia, India, dan Korea, beberapa penyakit gusi memang berkaitan dengan stroke.
Berikut ini adalah beberapa penyakit gusi yang diketahui bisa menyebabkan stroke.
Penyakit gusi ringan, seringnya disebut dengan gingivitis atau radang gusi.
Sebuah studi terbaru dari Swedia melakukan penelitian terhadap lebih dari seribu orang untuk mengetahui keterkaitan penyakit gusi dengan stroke.
Hasilnya, para periset melaporkan bahwa gingivitis jelas terkait dengan stroke.
Penyakit gusi serius, seringnya disebut dengan periodontitis yang menyebabkan kerusakan parah pada gusi.
Periodontitis parah dapat menyebabkan kerusakan gigi yang pada akhirnya bisa menyebabkan gigi ompong.
Gigi ompong merupakan pertanda silent stroke.
Silent stroke adalah stroke yang tidak diketahui orang (terselubung) karena tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas. Akibatnya, banyak orang mengabaikannya.
Namun, seiring berjalannya waktu stroke yang terselubung bisa menimbulkan masalah keterbatasan seperti demensia.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa orang dengan penyakit gusi mulai dari tingkatan ringan sampai berat sama-sama memiliki risiko lebih besar mengidap stroke dibandingkan orang yang tidak berpenyakit gusi.
Bagaimana sakit gigi bisa sebabkan stroke?
Berbagai masalah gigi seperti yang sudah dijelaskan umumnya diawali dengan penyakit gusi.
Penyakit gusi berawal dari adanya plak di gigi yang tidak pernah dibersihkan.
Kemudian lambat laun plak-plak tersebut akan berkembang jadi karang gigi, hingga akhirnya terjadi peradangan gusi.
Nah, saat gusi meradang, ada jalan masuk kuman ke dalam tubuh manusia.
Bakteri yang membawa berbagai macam penyakit tersebut pada akhirnya bisa masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan penyumbatan.
Penyumbatan pembuluh darah yang terjadi di otak inilah yang kemudian memicu stroke.
Tidak hanya stroke, penyumbatan pembuluh darah tersebut juga bisa menyebabkan seseorang mengalami penyakit jantung.
Namun, memang tergantung di mana letak penyumbatannya.
Karena bakteri yang ada di mulut dan gigi letaknya lebih dekat ke otak, maka sakit gigi sangat berisiko menyebabkan penyumbatan pembuluh darah di otak.
Apa jenis stroke yang disebabkan karena sakit gigi?
Salah satu penelitian dari Jerman yang dipublikasikan di jurnal Stroke melaporkan bahwa orang-orang yang menderita penyakit gusi lebih rentan terhadap stroke iskemik.
Stroke iskemik adalah jenis stroke yang terjadi ketika pembuluh darah yang memasok darah ke area otak terhalang oleh bekuan darah. Stroke iskemik bertanggung jawab atas 87 persen dari total kasus stroke.
Bagaimana cara merawat gigi untuk menghindari risiko stroke?
Salah satu alasan terbesar mengapa orang tidak merawat gigi adalah kekhawatiran biaya.
Padahal, perawatan gigi bisa dicegah dengan cara sederhana.
Beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan di antaranya:
Sikat gigi setidaknya dua kali sehari (saat bangun pagi dan sebelum tidur) dengan pasta gigi yang mengandung fluoride.
Tidak menyikat gigi dengan terlalu keras. Hal tersebut tidak hanya bisa menyebabkan gusi robek, tapi juga mengikis lapisan enamel gigi yang relatif tipis. Akibatnya, gigi Anda jadi lebih sensitif.
Melakukan flossing gigi dengan benang setidaknya sekali sehari.
Hindari mengonsumsi makanan manis.
Tidak perlu menghentikan konsumsi gula sama sekali untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Anda hanya perlu membatasi konsumsinya.
Berhenti merokok.
Rajin berkujung ke dokter gigi minimal enam bulan sekali.