'PKI dan Hantu Politik' Jadi Tema Acara Mata Najwa Malam Ini di Trans 7 Mulai Pukul 20.00 WIB

'PKI dan Hantu Politik' Jadi Tema Acara Mata Najwa Malam Ini di Trans 7 Mulai Pukul 20.00 WIB

Penulis: taryono | Editor: taryono
twitter
PKI dan Hantu Politik Jadi Tema Acara Mata Najwa Malam Ini di Trans 7 Mulai Pukul 20.00 WIB 

Pasalnya PKI dibubarkan pada tahun 1965, sementara ia lahir pada tahun 1961.

Artinya, ia merasakan era PKI saat berusia di bawah lima tahun (balita).

Driver Go Car Segel Kantor PT Gojek Pontianak, Manajemen Gojek Beri Penjelasan

Di hari yang sama, diskusi dengan tema 'Isu Kebangkitan PKI: Antara Realita atau Propaganda' yang diselenggarakan Kaukus Muda Indonesia (KMI) berakhir ricuh. Kericuhan dimulai ketika pembawa acara mengatakan akan segera memulai pembacaan deklarasi 'Stop Eksploitasi Isu Kebangkitan PKI'.

Sejumlah peserta diskusi pun protes. Alasannya, tidak ada agenda deklarasi dalam undangan yang mereka terima.

Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sudjito menilai, isu kebangkitan PKI terlalu mengada-ada. Menurut Arie, isu itu sengaja dimunculkan kembali untuk menciptakan keresahan di masyarakat.

"Isu ini memang sengaja ditiupkan, ya tentu karena tahun politik, ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab melemparkan isu ini," ujar Arie kepada CNNIndonesia.com, Rabu (7/3).

Arie mengatakan isu kebangkitan PKI sebenarnya tak relevan lagi dimunculkan. Saat ini permasalahan yang lebih penting untuk dihadapi, kata dia, adalah kemiskinan, korupsi, ketimpangan sosial, hingga percepatan pembangunan.

Arie memprediksi isu ini akan terus 'digoreng' hingga pemilihan presiden 2019.

Namun ia meyakini masyarakat sudah lebih cerdas dengan tak terjebak lebih jauh pada isu kebangkitan PKI.

Ia pun menyarankan Jokowi tak perlu menanggapi lebih lanjut isu tersebut.

"Pak Jokowi sebaiknya tidak usah menanggapi. Kalau bereaksi berlebihan yang mancing itu justru senang. Padahal sudah enggak ada (PKI)," kata Arie. 

Obor Rakyat Kembali Terbit

PEMIMPIN Redaksi Obor Rakyat Setiyardi Budiono, memastikan akan menerbitkan kembali tabloid tersebut dalam waktu dekat.

Hal itu disampaikan Setiyardi Budiono seusai mendapat cuti bersyarat dan menghirup udara bebas dari Lapas Cipinang Jakarta, karena kasus pidana penistaan melalui tulisan di Obor Rakyat terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014.

Bahkan, saat ini Setiyardi Budiono tengah sibuk melakukan persiapan untuk merealisasikan rencananya itu. Di antaranya, mencari peralatan kantor dan mulai melakukan perekrutan wartawan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved