Di ILC TV One, Rocky Gerung Menutup Telinga Saat Boni Hargens Bicara Pelanggaran HAM
Bahkan, ada sebuah momen di mana Rocky Gerung menutup telinga saat mendengar pernyataan Boni Hargens.
"Kami tidak punya kontrak politik apapun dengan dua kandidat calon presiden. Siapa pun presidennya punya tanggung jawab untuk mengusut pelanggaran HAM berat masa lalu yang belum selesai. Ditambah dengan kasus dukun santet ini. Jadi untuk kami, siapapun presidennya punya tanggung jawab untuk menyelesaikannya," kata Beka di kantor Komnas HAM pada Selasa (15/1/2019).
Sementara, Komisioner Komnas HAM bidang Pengkajian dan Penelitian, Choirul Anam menjelaskan bahwa sumpah jabatan presiden adalah melaksanakan konstitusi dan undang-undang.
"Salah satu substansi penting dalam penegakan hukum Hak Asasi Manusia, UU Tahun 2000 yang itu bagian dari sumpah dia untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat. Sehingga nggak perlu ada kontrak politik. Kalau ada kontrak politik, itu marwahnya turun," kata Anam.
"Kalau itu berhubungan dengan Komnas HAM itu juga merendahkan amanat Komnas HAM sendiri yang diberikan oleh undang-undang. Sehingga siapapun presidennya, dia punya kewajiban (menyelesaikan pelanggaran HAM) berdasarkan undang-undang," kata Anam.
Diketahui hingga saat ini, ada sembilan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu yang belum diselesaikan.
Sembilan kasus itu di antaranya Peristiwa 1965-1966, Peristiwa Talangsari 1998, Peristiwa Penembakan Misterius 1982-1985, Peristiwa Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II, Peristiwa Kerusuhan Mei 1998, Peristiwa Penghilangan Orang Secara Paksa 1997-1998, Peristiwa Wasior dan Wamena, Peristiwa Simpang KKA 3 Mei 1999 di Provinsi Aceh dan Peristiwa Rumah Geudong dan Pos Sattis lainnya di Provinsi Aceh.
Diprediksi Canggung
Direktur Lokataru Foundation, Haris Azhar memprediksi kedua pasangan calon akan canggung saat membicarakan isu hak asasi manusia (HAM) dalam debat perdana Pilpres 2019.
Debat Pilpres 2019 edisi perdana akan diselenggarakan pada 17 Januari 2019.
Debat tersebut mengangkat tema hukum, korupsi, HAM, dan terorisme.
"Kalau saya mau bilang, debat itu pasti keduanya akan canggung bicara HAM, karena kayak main kartu, kalau satunya buka (kartu), nge-gas, yang lain nge-gas juga," ungkap Haris, dalam acara diskusi bertajuk "Membincang Hukum, HAM, dan Korupsi", di kawasan Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019).
Tak hanya canggung, Haris menilai, pembicaraan yang akan bergulir selama debat juga diprediksi "adem ayem".
Artinya, kedua paslon akan berhati-hati saat membicarakan isu HAM.
Hal itu karena masing-masing paslon memiliki keterkaitan dengan kasus pelanggaran HAM.
"Dua-duanya sama-sama jaga aib untuk tidak menyerang aib pelanggaran HAM di sana (kubu lawan), supaya yang di sana tidak akan menyerang dirinya, sama-sama saling sopan, ini rasa temu kangen saja antara paslon 01 dan 02," kata dia.