Tribun Bandar Lampung
Di Sela Main Tenis, Danrem Kolonel Erwin Djatniko Bicara soal Kiatnya Atasi Konflik di Lampung
Di sela kesibukannya, Komandan Korem 043 Garuda Hitam Kolonel Kavaleri Erwin Djatniko selalu menyempatkan diri untuk menyalurkan hobinya bermain tenis
Penulis: Daniel Tri Hardanto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Di Sela Main Tenis, Danrem Kolonel Erwin Djatniko Bicara soal Kiatnya Atasi Konflik di Lampung
Laporan Reporter Tribun Lampung Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Di sela kesibukannya, Komandan Korem 043 Garuda Hitam Kolonel Kavaleri Erwin Djatniko selalu menyempatkan diri untuk menyalurkan hobinya bermain tenis.
Kali ini, Erwin mengundang sejumlah kolega dan anggotanya untuk latihan tenis bersama di lapangan tenis Makorem 043 Garuda Hitam, Sabtu, 19 Januari 2019.
Terlihat pula Komandan Komandan Distrik Militer (Dandim) 0410 Bandar Lampung Letnan Kolonel Arm Wahyu Jatmiko yang kebetulan memiliki hobi serupa.
• Danrem Erwin Djatniko: Saya Salah Pilih Lawan
Dalam latihan bersama itu, wartawan Tribun Lampung mendapat kesempatan bermain bersama Danrem dan Dandim.
Pada laga pertama, Tribun Lampung berpasangan dengan Danrem mengatasi perlawanan Pasipers Kodim 0429/Lampung Timur Kapten Caj Rahmat yang berduet dengan Tohir (RRI Lampung) dengan skor 9-5.
Pada partai kedua, giliran Tribun Lampung berpasangan dengan Handria Purnama menghadapi Dandim yang berpasangan dengan Adhi Cahyono.
Dalam laga itu, Dandim/Adhi menang dengan skor 9-7.

Di sela latihan bersama, Danrem Erwin Djatniko mengungkapkan kekagumannya kepada masyarakat Lampung.
Menurut dia, meski heterogen, masyarakat Lampung dapat hidup aman dan tenteram.
Masyarakat pribumi dan pendatang dapat hidup rukun secara berdampingan.
"Secara umum, nggak terlalu banyak masalah selama saya tugas di sini. Masyarakat asli dan pendatang bisa berdampingan dengan rukun," kata Erwin.
Kalaupun terjadi konflik di masyarakat, Erwin lebih mengutamakan pendekatan secara personal.
• Jokowi Akan Tinjau Lokasi Tsunami Lampung Selatan, Korem Siapkan 1.000 Personel
"Kalo terjadi konflik, ya gak perlulah kita kirim pasukan besar-besaran. Soalnya kalo begitu, mereka (warga yang berkonflik) malah merasa senang. Mereka merasa dapat perhatian yang besar," tutur pria kelahiran Cimahi, 6 Juni 1969 ini.
Menurut Erwin, permasalahan yang terjadi di daerah selama ini sudah bisa diatasi oleh Danramil setempat.
"Bahkan, kita selalu mengandalkan Babinsa kok. Gak perlu sampe kirim pasukan besar-besaran segala," imbuhnya.
Erwin mengakui, sengketa lahan menjadi persoalan yang paling banyak terjadi di Lampung.
Termasuk, salah satunya di kawasan pesisir Lampung Selatan yang terkena bencana tsunami pada 22 Desember 2018 lalu.
"Di Desa Way Muli dan Kunjir, warga nggak mau direlokasi. Kenapa? Karena mereka merasa memiliki sertifikat di lahan tersebut," kata mantan Dandim Lumajang pada 2012 ini.
Warga, lanjut Erwin, bersikukuh tidak mau pindah meski sadar dengan bahaya yang dihadapi.
"Karena mereka nggak mau direlokasi, kita tawarkan solusi. Mereka disarankan untuk menanam pepohonan di sekitar rumah. Fungsinya sebagai penahan jika sewaktu-waktu gelombang tinggi menerjang lagi," beber Erwin.
Korem, lanjut Erwin, juga membangun hunian sementara di desa-desa yang terdampak tsunami.
"Kita akan bangun sekitar 40 unit huntara. Saya udah bilang ke Pak Bupati (Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto), kita bangun huntara bukan untuk bersaing dengan pemerintah daerah atau pihak lainnya. Kita cuma ingin pembangunan huntara bisa lebih cepat, sehingga warga terdampak tsunami bisa segera pindah," tambah Erwin yang menjabat Danrem 043/Gatam sejak pertengahan Maret 2018 lalu. (*)