Tribun Bandar Lampung
Kesan Kolonel Erwin Djatniko 10 Bulan Jabat Danrem di Lampung: Rasanya Baru Kemarin
Dilantik pertengahan Maret 2018 lalu, kepemimpinan Kolonel Kav Erwin Djatniko di Lampung hanya berusia 10 bulan.
Penulis: Daniel Tri Hardanto | Editor: Daniel Tri Hardanto
"Apalagi makanan di sini enak-enak semua," imbuh pria yang pernah menjadi lulusan terbaik saat menempuh pendidikan di Jerman ini.
Tak lupa, Erwin menyebutkan minuman favoritnya.
Apalagi kalau bukan kopi Lampung.
"Saya kan penggemar kopi. Kalo sehari-hari, yang saya minum kopi Jempol. Tapi, ada tempat di Panjang yang enak kopinya. Saya biasanya ke situ kalo pengen ngopi sambil nyantai," beber dia.

Bicara soal Konflik
Menurut dia, meski heterogen, masyarakat Lampung dapat hidup aman dan tenteram.
Masyarakat pribumi dan pendatang dapat hidup rukun secara berdampingan.
"Secara umum, nggak terlalu banyak masalah selama saya tugas di sini. Masyarakat asli dan pendatang bisa berdampingan dengan rukun," kata Erwin.
Kalaupun terjadi konflik di masyarakat, Erwin lebih mengutamakan pendekatan secara personal.
"Kalo terjadi konflik, ya gak perlulah kita kirim pasukan besar-besaran. Soalnya kalo begitu, mereka (warga yang berkonflik) malah merasa senang. Mereka merasa dapat perhatian yang besar," tutur pria kelahiran Cimahi, 6 Juni 1969 ini.
• Danrem Erwin Djatniko: Saya Salah Pilih Lawan
Menurut Erwin, permasalahan yang terjadi di daerah selama ini sudah bisa diatasi oleh Danramil setempat.
"Bahkan, kita selalu mengandalkan Babinsa kok. Gak perlu sampe kirim pasukan besar-besaran segala," imbuhnya.
Erwin mengakui, sengketa lahan menjadi persoalan yang paling banyak terjadi di Lampung.
Termasuk, salah satunya di kawasan pesisir Lampung Selatan yang terkena bencana tsunami pada 22 Desember 2018 lalu.
"Di Desa Way Muli dan Kunjir, warga nggak mau direlokasi. Kenapa? Karena mereka merasa memiliki sertifikat di lahan tersebut," kata mantan Dandim Lumajang pada 2012 ini.