Provinsi Lampung Urutan 6 Kasus DBD Tertinggi di Indonesia pada Januari 2019 hingga Tanggal 29
Provinsi Lampung berada di urutan enam kasus DBD tertinggi di Indonesia. Hal itu berdasarkan data sementara, yang dihimpun Kementerian Kesehatan dari
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Provinsi Lampung masuk dalam 10 besar tertinggi kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.
Provinsi Lampung berada di urutan enam kasus DBD tertinggi di Indonesia.
Hal itu berdasarkan data sementara, yang dihimpun Kementerian Kesehatan dari awal tahun hingga 29 Januari 2019.
Sementara, urutan pertama kasus DBD tertinggi di Indonesia ditempati Provinsi Jawa Timur.
Jumlah kasus DBD di Jawa Timur mencapai 20 persen dari total laporan kasus yang diterima dari seluruh Indonesia.
Adapun, total laporan kasus DBD dari seluruh Indonesia sebanyak 13.683 kasus.
• 38 Kasus DBD di Bandar Lampung, 30 Puskesmas Fogging Massal
Berikut, 10 provinsi dengan jumlah kasus DBD tertinggi selama sebulan terakhir:
1. Jawa Timur 2.657 kasus
2. Jawa Barat 2.008 kasus
3. Nusa Tenggara Timur 1.169 kasus
4. Jawa Tengah 1.027 kasus
5. Sulawesi Utara 980 kasus
6. Lampung 827 kasus
7. DKI Jakarta 827 kasus
8. Sulawesi Selatan 503 kasus
9. Kalimantan Timur 465 kasus
10. Sumatera Selatan 353 kasus
Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Jawa Timur kembali menduduki peringkat pertama.
• Metro Rawan DBD, Terjadi 60 Kasus selama Januari
Namun, tren di wilayah berubah.
"Yang tahun 2018, itu Kota Malang tertinggi, tetapi saat ini Kabupaten Kediri," ungkapnya kepada Kompas.com, Kamis (31/1/2019).
Meski demikian, daerah yang telah menyatakan kasus DBD sebagai kejadian luar biasa (KLB) dengan laporan wabah (W1) adalah Kabupaten Kapuas, Kota Kupang, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ponorogo, dan Provinsi Sulawesi Utara.
"Kabupaten Kapuas pernah sudah mencabut KLB-nya karena kondisi sudah terkendali," tutur Nadia.
Sementara, angka kematian yang disebabkan kasus DBD mencapai 133 orang.
Angka kematian tertinggi terjadi di Jawa Timur, yaitu 47 orang, lalu NTT dengan 14 orang, Sulawesi Utara dengan 13 orang, dan Jawa Barat dengan 11 orang, serta Jawa Tengah dan Kalimantan Tengah masing-masing 9 orang.
38 Kasus di Bandar Lampung
Angka DBD positif di Bandar Lampung mencapai 38 kasus dari awal hingga menjelang tutup Januari 2019.
Mengingat cukup banyaknya kasus DBD, Dinas Kesehatan Bandar Lampung menginstruksikan 30 puskesmas mengadakan fogging (pengasapan) massal.
Kepala Diskes Bandar Lampung Edwin Rusli mengungkapkan, 38 kasus DBD yang tercatat hingga pekan terakhir Januari itu merupakan kasus-kasus DBD positif.
• DBD Renggut Nyawa Dua Warga Pringsewu
Bukti yang memperkuat kasus DBD positif, jelas dia, adalah surat S0 dari rumah sakit.
"Kalau sudah ada S0 dari rumah sakit, artinya positif (DBD). Itu pasti kami fogging (di lingkungan tempat tinggal pasien)," kata Edwin usai memimpin apel di kantor Diskes Bandar Lampung, Senin (28/1/2019).
"Data 38 kasus DBD dalam sebulan itu termasuk tinggi. Makanya tidak bisa kami diamkan," imbuhnya.
Sebagai catatan, angka DBD di Bandar Lampung pada 2018 mencapai 700 kasus.
Angka itu turun dari 2017 yang mencapai 900-an kasus.
Dari 700 kasus pada 2018, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Diskes Bandar Lampung Meilia Mardiana pernah menyebut wilayah dominan terjadi kasus DBD adalah Kecamatan Way Kandis, Kemiling, dan Way Halim.
Sementara berkaca dari 38 kasus DBD pada Januari 2019, Diskes Bandar Lampung memfokuskan pencegahan di lima wilayah puskesmas.
"Ada lima puskesmas yang kami fokuskan, mengingat kasus DBD-nya dominan. Yaitu, Way Halim, Sukaraja, Way Laga, Sukarame, dan Way Kandis," ujar Edwin.
Ia menerangkan, pelaksanaan fogging bertujuan mencegah bertambahnya kasus DBD.
"Terhitung mulai hari ini kami melaksanakan fogging massal. Kami mengumpulkan seluruh kepala puskesmas dan semua pemegang program," katanya.
Diskes Bandar Lampung pun telah menerima surat dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.
Isinya, mengingatkan agar waspada di tengah cuaca ekstrem saat ini.
"Karena itulah, daerah-daerah endemis, yaitu daerah yang kemungkinan ada nyamuknya, kami lakukan fogging. Walaupun, belum ada korban meninggal dunia," ujar Edwin.
Dalam pelaksanaannya, fogging berlangsung pada pagi sekitar pukul 10.00 WIB.
• Warga Gadingrejo Bayar Rp 15 Ribu Demi Fogging DBD
Edwin menjelaskan, kepala puskesmas berkoordinasi dengan ketua-ketua RT untuk melakukan pengasapan.
"Target fogging massal ini selama dua minggu. Kemudian, akan ada evaluasi. Karena sebenarnya, fogging hanya efektif selama tiga hari untuk membunuh nyamuk yang dewasa saja," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "10 Provinsi dengan Kasus DBD Tertinggi, Jawa Timur Peringkat Satu"