Tribun Bandar Lampung
38 Kasus DBD di Bandar Lampung, 30 Puskesmas "Fogging" Massal
Angka demam berdarah dengue (DBD) positif di Bandar Lampung mencapai 38 kasus pada Januari 2019.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Yoso Muliawan
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG EKA AHMAD SHOLICHIN
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Angka demam berdarah dengue (DBD) positif di Bandar Lampung mencapai 38 kasus dari awal hingga menjelang tutup Januari 2019. Mengingat cukup banyaknya kasus DBD, Dinas Kesehatan Bandar Lampung menginstruksikan 30 puskesmas mengadakan fogging (pengasapan) massal.
Kepala Diskes Bandar Lampung Edwin Rusli mengungkapkan, 38 kasus DBD yang tercatat hingga pekan terakhir Januari itu merupakan kasus-kasus DBD positif. Bukti yang memperkuat kasus DBD positif, jelas dia, adalah surat S0 dari rumah sakit.
"Kalau sudah ada S0 dari rumah sakit, artinya positif (DBD). Itu pasti kami fogging (di lingkungan tempat tinggal pasien)," kata Edwin usai memimpin apel di kantor Diskes Bandar Lampung, Senin (28/1/2019). "Data 38 kasus DBD dalam sebulan itu termasuk tinggi. Makanya tidak bisa kami diamkan," imbuhnya.
Sebagai catatan, angka DBD di Bandar Lampung pada 2018 mencapai 700 kasus. Angka itu turun dari 2017 yang mencapai 900-an kasus.
Dari 700 kasus pada 2018, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Diskes Bandar Lampung Meilia Mardiana pernah menyebut wilayah dominan terjadi kasus DBD adalah Kecamatan Way Kandis, Kemiling, dan Way Halim.
Sementara berkaca dari 38 kasus DBD pada Januari 2019, Diskes Bandar Lampung memfokuskan pencegahan di lima wilayah puskesmas.
"Ada lima puskesmas yang kami fokuskan, mengingat kasus DBD-nya dominan. Yaitu, Way Halim, Sukaraja, Way Laga, Sukarame, dan Way Kandis," ujar Edwin.
Ia menerangkan, pelaksanaan fogging bertujuan mencegah bertambahnya kasus DBD.
"Terhitung mulai hari ini kami melaksanakan fogging massal. Kami mengumpulkan seluruh kepala puskesmas dan semua pemegang program," katanya.
Diskes Bandar Lampung pun telah menerima surat dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan. Isinya, mengingatkan agar waspada di tengah cuaca ekstrem saat ini.
"Karena itulah, daerah-daerah endemis, yaitu daerah yang kemungkinan ada nyamuknya, kami lakukan fogging. Walaupun, belum ada korban meninggal dunia," ujar Edwin.
Dalam pelaksanaannya, fogging berlangsung pada pagi sekitar pukul 10.00 WIB. Edwin menjelaskan, kepala puskesmas berkoordinasi dengan ketua-ketua RT untuk melakukan pengasapan.
"Target fogging massal ini selama dua minggu. Kemudian, akan ada evaluasi. Karena sebenarnya, fogging hanya efektif selama tiga hari untuk membunuh nyamuk yang dewasa saja," katanya.
Puskesmas Bergerak