Milenial Rela Beli Sepatu Running Jutaan Rupiah, Ikut Lomba Lari Ultra dan Tuai Prestasi

Milenial Bandar Lampung menilai olahraga lari asyik, seru, dan menyehatkan. Bahkan ada para penghobisnya memiliki prestasi membanggakan.

Penulis: sulis setia markhamah | Editor: martin tobing
ISTIMEWA
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Lampung Sulis Setia Markhamah

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Milenial Bandar Lampung menilai olahraga lari asyik, seru, dan menyehatkan.

Bahkan ada para penghobisnya memiliki prestasi membanggakan karena ditekuni dan giat berlatih.

Riski Saputra menerangkan, sering mengikuti kejuaraan lari maraton.

Event yang pernah diikutinya seperti Bromo-Tengger-Semeru (BTS) Ultra-100, Mount Apo Vertical Race di Filipina, Rinjani-100, dan Gede Pangrango (GP) Ultra100.

"Ke depan mau ikut Sentul Ultra Marathon bulan Juni mendatang dan Malang Summit Challenge di Juli 2019," beber pelari dari Komunitas Pahoman Adiccted Runners (Pacers) Lampung itu.

Habis Ratusan Juta Modifikasi Mobil Cuma Dapat Hadiah Rp 1 Juta, Penghobis Tak Kecewa

Mahasiswa Universitas Tulang Bawang ini menambahkan, selain tekun berlari penting memiliki beberapa perlengkapan penunjang.

Ia rela menabung cukup lama untuk mendapatkan sepatu running impiannya merek Nike Pegasus seharga Rp 1,6 juta dan Asics seharga Rp 800 ribu.

Perlengkapan lain celana running seperti Nike, Rebook, Adidas, dan New Balance. Baju ada Nike, Asics, 3J, Rebook, dan Salomon.

Riski juga kerap mendapatkan voucher maupun hadiah sponsor.

Seperti sepatu Hoka One seharga Rp 1,5 juta dan Adidas Adizero seharga Rp1,2 juta, Hidroback Ultimate jaket Salomon, dan smartwatch Garmin.

Berani Terima Tantangan Makan Indomie Goreng Dilumuri Cabai Hijau?

Pendapat lainnya disampaikan Steffi Audynia menekuni olahraga lari sejak 1,5 tahun lalu.

Awalnya hanya untuk membuat tubuh lebih bugar dan fresh.

"Kalau abis lari kayak happy aja, seneng. Di badan juga kerasa lebih segar terlebih lari pas pagi hari, aktifitasnya jadi lebih enak setelah lari," jelasnya.

Dia memiliki jadwal rutin running enam kali dalam seminggu dan terprogram.

Latihan sengaja memakai program karena Steffi sering mengikuti event maraton atau lomba lari yang sifatnya fun seperti colour run.

Kenali Gejalanya, Virus Influenza Tipe A Bisa Picu Kematian

Selain itu, memperhatikan kecukupan asupan nutrisi makanan juga gizinya diimbangi istirahat cukup.

Bagi Steffi tantangan utama running adalah rasa ingin menyerah.

Terlebih saat ada di arena perlombaan lari maraton.

Namun ketika mampu melewati lintasan rasanya bangga dan puas meskipun tidak selalu masuk tiga besar.

"Kalau udah bisa lewatin treknya itu rasanya puas. Jarak tempuh 21 kilometer pernah saya lewati," jelasnya.

Scar Collagen Induction Ampuh Hilangkan Bopeng Kulit Wajah

Selain untuk mengikuti event kejuaraan, ada juga yang hobi running untuk diet. 

Eva Septiana menerangkan, seminggu dua kali dia olahraga lari di Stadion Pahoman Bandar Lampung.

Rutinitas itu dilakukannya sejak setahun terakhir.

"Efeknya di badan berasa lebih enteng dan energik karena keluar keringat terus, nggak gampang pegal juga pas jalan jauh," kata karyawan dealer Suzuki motor ini. (*)

Sumber: Tribun Lampung
Tags
lomba lari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved