Tribun Lampung Tengah
Kakam Lempuyang Bandar Jauhari Subing Buka Rumah 24 Jam Layani Warga
Lelaki 40 tahun itu mengatakan jika pintu rumahnya selalu terbuka 24 jam bagi warga setempat.
Penulis: syamsiralam | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Syamsir Alam
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMTENG - Dua belas tahun menjabat sebagai kepala kampung (Kakam) Lempuyang Bandar, Kecamatan Way Pengubuan, membuat Jauhari Subing mengerti seluk beluk kampung yang berbatasan dengan Kecamatan Terusan Nunyai itu.
Mengurus Lempuyang Bandar dengan total jumlah penduduk mencapai 17 ribu jiwa, lelaki 40 tahun itu mengatakan jika pintu rumahnya selalu terbuka 24 jam bagi warga setempat.
"Pelayanan kapan pun saat diperlukan warga adalah komitmen saya. Mereka adalah priotitas. Sebagai abdi masyarakat maka kapan pun dimana pun tidak boleh menghindar dari warga," kata Jauhari Subing saat ditemui di areal Kantor DPRD Lamteng, Selasa (12/2).
Suami dari anggota DPRD Lamteng dr Evinitria itu mejelaskan, untuk menunjang kinerjanya, bahkan dirinya menjadikan rumahnya sebagai kantor kedua melayani warga.
"Istri sudah maklum kalau ada warga datang. Karena dia sudah tau tugas saya sebagai kepala kampung. Ada 4.700 kepala keluarga dan mereka semua harus ter-Cover," imbuhnya.
• KPK RI Kembali Periksa 10 Anggota DPRD Lampung Tengah di SPN Polda Lampung
• Guru SMK Negeri Diduga Cabuli 5 Siswa Pria di Lamongan, Modus Pelajaran Tambahan
Saat ini program pembangunan yang tengah dijalankan ujar ayah empat anak itu, yakni terkait infrastruktur jalan dan potensi pertanian.
• Empat Handphone Ditemukan di Lapas Khusus Narkotika, Satu Langsung Strap Cell
• Takut Dapat Surat Suspend, 2 Driver Grab Langsung Nangis Bersimpuh Saat Baca Surat dari Manajemen
Ia mejelaskan, program perkebunan singkong dan tebu paling banyak dijalani penduduk Kampung Lempuyang Bandar.
"Kedepan biar istri mengembangkan kariernya (sebagai dokter), sekaligus mengasuh anak di rumah. Selanjutnya biar saya yang menyuarakan aspirasi warga," ujar lelaki dengan moto Kita Semua Bersaudara Dengan Impian yang Sama itu.(Syamsir Alam)