Advertorial
Kemenperin Dorong Santripreneur Melalui Pemasaran Digital di Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin
Kemenperin Melalui Dirjen IKMA gelar kegiatan Fasilitasi Pemasaran Digital di Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin, Kabupaten Lampung Selatan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID LAMPUNG SELATAN - Kemenperin Melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka lakukan pembinaan dan pelatihan santri berindustri sebagai bagian dari program santripreneur melalui kegiatan Fasilitasi Pemasaran Digital yang diadakan di Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin, Kabupaten Lampung Selatan pada Kamis (14/2/2019).
Turut hadir dalam kegiatan Fasilitasi Pemasaran Digital adalah perwakilan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung Selatan Qorinilwan.

Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka Gati Wibawaningsih mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan para santripreneur dalam menghadapi era industri digital serta agar mampu memanfaatkan perkembangan teknologi digital terkini.
“Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan jangkauan akses pemasaran produk-produk industri kecil menengah milik Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin, sehingga mampu mendorong kemandirian umat sebagaimana yang dicita-citakan oleh Pemerintah Indonesia.” Kata Gati.

Gati meambahkan pelaksanaan kegiatan ini adalah bentuk komitmen Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian dalam menumbuh kembangkan wirausaha baru di lingkungan pondok pesantren atau yang dikenal dengan Santripreneur.
“kami tidak hanya memberikan ketrampilan teknis berproduksi yang baik tetapi juga memberikan fasilitas akses pemasaran utamanya melalui online atau dunia digital.” Ujar Gati.

Gati mengatakan selama periode tahun 2013 hingga tahun 2018, Ditjen IKMA telah membina sebanyak 20 pondok pesantren dengan lebih dari 3000 santri telah diberikan pelatihan produksi, serta motivasi kewirausahaan.
“Cakupan ruang lingkup pembinaan kami diantaranya pelatihan produksi dan bantuan mesin/peralatan di bidang: olahan pangan & minuman (roti dan kopi); perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim & seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair.” Jelas Gati.
Kegiatan yang dihadiri sebanyak 400 santri ini diisi Workshop Pemasaran di Bidang Digital (e-commerce) dengan target peserta workshop adalah para kepala produksi dan santri yang terlibat dalam produksi di masing-masing unit usaha yang akan diisi oleh narasumber dari Bukalapak.
Tercatat pada tahun 2018 sebanyak 24,7 juta jiwa menggunakan e-commerce dengan nilai transaksi sebesar Rp. 144 triliun. Menyikapi potensi pemasaran secara daring (online), Ditjen IKMA meluncurkan program e-Smart IKM. Hingga tahun 2018, sudah lebih dari 5945 pelaku IKM dari berbagai daerah yang mengikuti workshop E-Smart IKM, dengan total nilai transaksi sebesar Rp.1.384.996.608.
Menurut Gati, Berdasarkan data diatas, potensi dunia digital utamanya jual beli secara online harus dimanfaatkan oleh Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin yang telah memiliki beberapa produk yang mampu dijual di masyarakat sekitar seperti produk sabun cuci piring (merek “Suntree”).
Pondok Pesantren yang mempunyai jumlah santri sebanyak 673 santri ini juga mempunyai beberapa kegiatan usaha lain yaitu Konveksi (busana muslim & seragam); Kuliner (Saung Pontren); Minimarket dan Budidaya Ikan lele.
Gati mengatakan bahwa berdasarkan data Kemenperin dalam periode 2015 – 2018 total ada 568 IKM yang telah diberikan fasilitas dalam bentuk 1.199 desain kemasan dan 1.870 desain merek.
“Kami akan memberikan bantuan desain kemasan kepada Pondok Pesantren Ushuluddin, yang akan difasilitasi Klinik Pengembangan Desain dan Merek Ditjen IKMA serta fasilitasi pendaftaran merek melalui Klinik HKI Ditjen IKMA.” Ungkapnya.
Ketua Pondok Pesantren terpadu Ushuluddin, KH. Ahmad Rafiq Udin menyambut baik pelaksanaan program Santripreneur, fasilitasi desain merek dan kemasan serta fasilitasiHak Kekayaan Intelektual (HKI) yang diinisiasi oleh Kemenperin,
Kami menyambut baik pelaksanaan program Santripreneur karena dapat menambah kegiatan positif bagi para santri di lingkungan pondok. Semogadimasa depan para santi berguna bagi masyarakat dalam menumbuhkan perekonomian daerah dengan penyerapan tenaga kerja.” ungkapnya.