Kronologi Kecelakaan di Natar, Ketua Panwascam Kemiling M Hirmawan Tewas Tabrak Mobil Parkir
Berikut, fakta dan kronologi kecelakaan di Natar yang menewaskan Ketua Panwascam Kemiling, M Hirmawan.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Peristiwa kecelakaan di Jalur Lintas Tengah (Jalinteng) kilometer 24-25 Desa Candimas, Kecamatan Natar, Lampung Selatan (Lamsel) menewaskan seorang pria bernama M Hirmawan (43).
Hirmawan merupakan Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwascam) Kemiling, yang juga seorang guru di beberapa SMK di Bandar Lampung.
M Hirmawan tewas dalam kecelakaan di Natar yang terjadi pada Kamis (14/2/2019) malam.
Berikut, fakta dan kronologi kecelakaan di Natar yang menewaskan Ketua Panwascam Kemiling, M Hirmawan.
1. Terjadi di Jalinteng Natar
M Hirmawan mengalami kecelakaan di Natar, tepatnya di Jalinteng KM 24-25 Desa Candimas, Kecamatan Natar.
• Sempat Dilarang Pergi oleh Istri, Ketua Panwascam yang Tewas Kecelakaan juga Seorang Guru
Kapolsek Natar, Ajun Komisaris Hendri Prabowo mengungkapkan, lakalantas itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB pada Kamis (14/2/2019).
2. Kendarai Motor Matik
Hendri Prabowo mengungkapkan, korban mengendarai sepeda motor merek Yamaha Mio Z bernomor polisi BE 6173 AK.
"Korban ini warga Jalan Mata Air Nomor 52 Lingkungan II, Pinang Jaya, Kecamatan Kemiling."
"Dia menggunakan motor Mio Z dari arah Metro menuju Bandar Lampung," katanya, Jumat (15/2).
3. Kronologi Kecelakaan
Hendri menjelaskan, saat melintas di depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di Desa Candimas, Natar, Hirmawan menabrak mobil sedan bernomor polisi BE 1647.
Ketika itu, papar dia, mobil sedan tersebut sedang parkir di bahu jalan depan SPBU.
"Ada mobil sedan berhenti, hendak berjalan ke arah Bandar Lampung."
"Dugaan sementara, korban melaju dengan kecepatan tinggi, lalu menabrak bagian samping kanan belakang mobil," terangnya.
• Tukang Parkir Wanita Keroyok Polisi, Bermula dari Kecelakaan di Depan Kafe
4. Korban Terpental
Dalam tabrakan tersebut, lanjut Hendri, Hirmawan terpental beberapa meter dari titik tabrakan.
"Warga sempat membawa korban ke Klinik Graha Puri Husada untuk pertolongan pertama."
"Tapi, nyawa korban tidak terselamatkan," ujarnya.
Polisi juga sempat mengecek kondisi Hirmawan di klinik tersebut.
Setelah memastikan korban sudah tak tertolong, polisi kemudian membawa jenazah ke rumah duka di Jalan Mata Air Nomor 52 Lingkungan II, Pinang Jaya, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung.
Selanjutnya, pihak keluarga memakamkan korban di Pinang Jaya, Jumat siang.
5. Siswa-siswi Melayat
Selain menjabat Ketua Panwascam Kemiling, M Hirmawan ternyata bekerja sebagai guru.
Ia tercatat mengajar di beberapa sekolah menengah kejuruan (SMK).
• Anggian Alfianto Tewas Kecelakaan Saat Mengurus Pernikahan
Antara lain, SMK Palapa, SMK Gunadarma, dan SMK Negeri 6 Bandar Lampung.
Pantauan reporter Tribunlampung.co.id, pada Jumat sore, puluhan siswa-siswi melayat ke rumah duka yang merupakan kediaman orangtua Hirmawan.
Siswa-siswi tersebut mendominasi di antara para pelayat, selain keluarga, kolega, dan warga sekitar.
6. Istri Lihat Foto di Facebook
Susnita (46), istri Hirmawan, masih tak percaya dengan berpulangnya sang suami.
Ia sempat melihat sebuah foto bergambar suaminya di media sosial Facebook.
Dalam foto itu, menurut Susnita, suaminya tampak seperti tidur biasa.
"Ya masih nggak percaya aja kalau sudah pergi," tutur Susnita, yang mengenakan pakaian gamis panjang warna hitam dan jilbab hitam, di rumah duka.
"Soalnya, lihat di foto yang tersebar di Facebook, kayak orang tidur. Bajunya juga bersih, nggak ada darah," sambungnya.
7. Tak Dikasih Izin
Susnita mengungkapkan, suaminya berpamitan pergi dari rumah pada Kamis (14/2/2019) sekitar lepas waktu salat magrib.
Ketika itu, jelas dia, sang suami pamit ingin mengunjungi teman di kawasan Natar, Lamsel.
"Sebenarnya nggak saya kasih izin. Soalnya pas gerimis."
"Tapi, masih bersikeras mau pergi aja. Bilangnya nggak lama perginya, nanti jam 10 (22.00 WIB) sudah pulang," kata Susnita.
8. Didatangi 6 Orang
Susnita mendapatkan informasi bahwa Hirmawan mengalami lakalantas sekitar pukul 23.00 WIB.
Kabar tersebut, ungkap dia, datang dari tamu sekitar enam orang yang menyambangi rumahnya.
"Dapat info jam 11 (23.00 WIB) lewat lah, pas hujan lebat itu. Ada enam orang datang ke rumah."
"Mereka tanya, 'Bu, ini suami Ibu, benar nggak? Suaminya kecelakaan di Natar.' Lalu, mereka nunjukin foto dari Facebook yang ada di handphone," tutur Susnita.
9. Dokter Menelepon
Selanjutnya, dokter yang menangani Hirmawan turut menghubungi Susnita lewat ponsel.
Dokter tersebut memintanya segera datang ke tempat suaminya mendapatkan perawatan.
"Bener-bener kaget dapat kabar itu. Dokter telepon, katanya koma. 'Cepat ke sini, siapa tahu masih bisa ngobrol.' Waktu sampai di situ, sudah meninggal."
"Info dari dokter, jam 10 (22.00 WIB) meninggalnya," jelas Susnita.
10. Luka di Kepala
Ia mengungkapkan, suaminya mengalami luka berat di kepala bagian belakang setelah lakalantas tersebut.
"Lihat di bajunya, nggak ada darah."
"Cuma di pelipis aja ada bekas darah dari belakang kepala belakang yang kebentur," ujarnya.
• Dua Motor Tabrakan di Jalinsum Way Kanan, Ini Yang Dialami Para Korban
11. Sosok Penyabar
Di mata Susnita, Hirmawan sosok yang sabar dan penuh perhatian, terutama dalam mendidik anak-anaknya.
Hirmawan, menurut dia, juga disiplin menunaikan salat lima waktu.
"Perhatian, apalagi sama anak-anak. Kalau nggak salat, pasti marah. Salat lima waktu nggak boleh telat, harus," kenang Susnita.
Selain itu, tutur Susnita, suaminya gemar beraktivitas.
Selain sibuk mengajar di sekolah, suaminya juga aktif di Panwascam Kemiling.
"Memang nggak betah di rumah. Sukanya sosialisasi, interaksi sama orang-orang."
"Dia ngajar di beberapa sekolah. Terus, jadi pengurus (ketua) Panwascam juga," katanya. (eka solichin/romi rinando)