Tribun Pringsewu

Kerugian Pasca Banjir Ditaksir Rp 10,2 M

Sawah yang terendam tersebar di tujuh kecamatan yakni, Pringsewu, Gadingrejo, Ambarawa, Pardasuka, Banyumas, Sukoharjo dan Adiluwih.

Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: martin tobing
tribun lampung
Pekon Parerejo, Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu 

Tidak menutup kemungkinan terjadi banjir susulan karena faktor musim hujan debit air sungai meningkat.

Anang menjelaskan, perlu dilakukan pemberitahuan ke masyarakat secepat mungkin bila terjadi banjir susulan.

Bila terdampak banjir lebih besar, perlu disiapkan tempat pengungsian, dapur umum dan pelaksanaan evakuasi.

Drainase Tertutup

Drainase di sepanjang ruas jalan protokol ibu kota Kabupaten Pringsewu mayoritas tertutup. Diprediksi tergenangnya jalan protokol setiap kali hujan lebat lantaran air sulit masuk ke drainase.

Hasil Akhir Timnas U-22 Indonesia vs Myanmar Piala AFF U-22: Kantongi Satu Poin Skor Akhir 1-1

Pantauan Tribun Lampung, drainase seperti didesain tertutup dengan cor semen.

Adapun lubang hanya sebesar paralon sekitar 3 inci. Mayoritas, drainase tersebut dicor untuk jalan masuk ke pertokoan di sepanjang jalan protokol.

Asisten I Sekretariat Pemkab Pringsewu Andi Wijaya mengatakan, drainase yang sudah tertutup tentunya akan dikomunikasikan supaya dibongkar.

"Karena kita tidak bisa main bongkar saja, sehingga harus pendekatan juga dengan yang punya toko, dengan yang punya rumah," ujarnya.

Penanganan banjir imbuhnya, Pemkab sudah berkoordinasi dengam camat untuk mengindikasi persoalan. Harapannya ada tindakan cepat bisa diselesaikan di tingkat kecamatan.

PKL Depan Rumah Ahmad Dhani Bandingkan Perlakuan Mulan Jameela dan Maia Estianty

Misal kecamatan tidak bisa menangani, baru tim Pemkab turun ke kecamatan.

Komandan Kodim 0424 Tanggamus Letkol ARH Anang Hasto Utomo mengatakan, ada beberapa wilayah di Pringsewu banjir dilalui air hanya selama satu jam dan 30 menit.

Itu disebabkan drainase.

"Kami meminta kepada masyarakat yang di depan rumahnya ada drainase supaya dibersihkan".

"Mungkin, kepala pekon, camat, boleh diinstruksikan bergotong royong mengangkat kotoran dari drainase, sehingga airnya bisa lewat," terang Anang. (*)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved