Banjir di Bandar Lampung

Semalaman Diguyur Hujan, Bandar Lampung Dikepung Banjir

Hujan deras yang mengguyur, Selasa, 19 Februari 2019 malam, membuat sebagian wilayah Bandar Lampung tergenang air.

Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribun Lampung/Hanif Mustafa
Banjir di permukiman warga Jalan Sultan Agung Gang Mayak, Kelurahan Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung, Selasa, 19 Februari 2019 malam. 

Semalaman Diguyur Hujan, Bandar Lampung Dikepung Banjir

Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Hujan deras yang mengguyur, Selasa, 19 Februari 2019 malam, membuat sebagian wilayah Bandar Lampung tergenang air.

Di antaranya di Jalan Sultan Agung Gang Mayak, Kelurahan Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, terendam air setinggi 30 cm.

Lutfie, warga setempat, mengatakan, banjir diakibatkan hujan deras sejak sore hari.

"Siringnya gak ketampung, jadi banjir. Ini belum surut," ungkapnya, Selasa malam.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Kota Bandar Lampung M Rizki mengaku mendapat laporan beberapa titik banjir di Kota Tapis Berseri.

"Titik genangan cukup banyak. Personel masih bersiaga," katanya.

Adapun, kata Rizki, banjir terjadi di Jalan Yos Sudarso, Garuntang; Jalan Yos Sudarso, Bumi Waras; Sukajawa, Telukbetung Barat; dan Sukabumi.

"Banjir juga terjadi di Enggal, depan rumah sakit bersalin," tutupnya. 

14 Jam Kabid Humas Polda Lampung Terkepung Banjir

Sebelumnya banjir juga melanda Kota Bandar Lampung.

Di antaranya Jalan Wiratama, Kawasan Bintara II, Kecamatan Sukarame dan Gang Waru, Sukabumi Indah, Kecamatan Sukabumi.

Sekitar 30 kepala keluarga di dua lokasi tersebut terkepung banjir selama 14 jam sejak Sabtu, 16 Februari 2019 hingga Minggu, 17 Februari 2019 pagi.

 Wali Kota Bandar Lampung Herman HN Mengunjungi Lima Lokasi yang Terkena Banjir di Kota Tapis Berseri

“Kami sejak Sabtu jam tujuh malam sampai Minggu jam delapan pagi tidak bisa ke mana-mana, kekurung banjir. Ada 25 kepala keluarga yang kekurung karena air masuk dalam rumah. Ketinggian air sampai 160 cm,” beber Muas, warga Jalan Soekarno-Hatta, Gang Waru IV, RT 005 Sukabumi Indah, Kecamatan Sukabumi, kepada Tribunlampung.co.id, Senin, 18 Februari 2019.

Menurut Muas, pemicu banjir diduga dipicu pembangunan ruko di Jalan Soekarno-Hatta yang menutup gorong-gorong. Akibatnya, saluran air tersumbat.

Banjir kepung kawasan Bintara II, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung, Sabtu, 16 Februari 2019 malam.
Banjir kepung kawasan Bintara II, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung, Sabtu, 16 Februari 2019 malam. (Tribun Lampung/Romi Rinando)

“Pemicunya diduga gorong-gorong di ujung Jalan Bypass Soekarno-Hatta ditutup. Ada pembangunan ruko. Padahal, itu tidak dibenarkan,” jelas pria yang sudah 30 tahun tinggal di kawasan tersebut.

Muas menjelaskan, saat ini kondisi air sudah surut.

Warga pun sudah bisa beraktivitas kembali.

Namun, mereka berharap Pemerintah Kota Bandar Lampung bisa segera mencari solusi agar kawasan tersebut tidak lagi terendam banjir.

“Kita minta solusi dari pemerintah. Karena warga juga sudah sampaikan kepada camat Sukabumi dan camat Sukarame. Kalau tidak segera diatasi, kami khawatir kalau hujan nanti di sini banjir lagi. Apalagi kemarin nyaris ada korban. Karena ada warga terkurung di dalam rumah,” ungkap dia.

Hal senada disampaikan Supriyanto, warga Gang Wiratama.

 Akibat Terjadi Banjir di Beberapa Titik di Kota Bandar Lampung, BPBD Kota Siap Siaga 24 Jam!

Ia mengakui, banjir yang merendam rumahnya kemarin merupakan yang terparah.

Dia menyebut, ketinggian air sampai 1,5 meter lebih.

Bahkan, mobil pikap milik kantornya juga ikut terendam.

“Ini yang terparah. Karena tinggi air sampai 1,5 meter. Mobil kantor saya yang diparkir di halaman depan ikut kerendam. Kemaren kita gak bisa ke mana-mana karena dikepung air,” kata pegawai perusahaan swasta ini.

"Sebelumnya, kalau hujan di sini paling airnya cuma ngegenang. Gak sampai masuk rumah. Kali ini sudah masuk rumah," tambahnya.

Supriyanto mengatakan, banjir di daerahnya disebabkan saluran air tidak bisa maksimal menampung air akibat dipenuhi sampah.

Banjir merendam rumah warga Sukabumi Indah, Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung, Sabtu, 16 Februari 2019 malam.
Banjir merendam rumah warga Sukabumi Indah, Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung, Sabtu, 16 Februari 2019 malam. (Tribun Lampung/Romi Rinando)

“Itu drainasenya sudah dangkal. Airnya sudah gak ngalir. Jadi kalau hujan sebentar aja pasti meluap,” jelas dia.

Ia berharap Pemerintah Kota Bandar Lampung segera memperbaiki saluran drainase di kawasaan Gang Wiratama dan Jalan Bintara II sampai Jalan Soekarno-Hatta.

“Intinya cuma satu. Drainase di sini diperbaiki,” pungkasnya.

Ternyata peristiwa tersebut juga dialami Kabid Humas Polda Lampung Sulistyaningsih.

Warga Jalan Soekarno-Hatta, Gang Bintara II, Sukarame, ini juga berharap ada langkah cepat dari Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk mengatasi pemicu banjir di daerahnya.

“Kita warga Bintara II kemaren sempat kekurung, gak bisa ke mana-mana karena air masuk sampai halaman rumah. Kita baru bisa keluar Minggu, setelah airnya surut,” kata Sulistyaningsih.   

Menurut Sulis, sebelumnya daerah tersebut tidak pernah banjir.

Bahkan, jika hujan deras air maksimal hanya mencapai halaman rumah.

“Kalau sebelumnya cuma genangan. Sekarang sudah sampai masuk rumah,” imbuhnya. 

Mengadu ke PSMTI

Sebelumnya diberitakan, hujan deras yang mengguyur Kota Bandar Lampung sejak Sabtu (16/2/2019) sore hingga malam berdampak juga bagi warga yang bermukim di Jalan Wiratama atau Jalan Bintara.

Banjir menggenangi pemukiman warga hingga setinggi 1,5 meter. Lokasinya di belakang eks Toko Besi Tunas Jalan Bypass atau Jalan Soekarno-Hatta.

Ketinggian banjir di jalan Wiratama pada Sabtu (16/2/2019) malam masih berbekas di dinding rumah warga.
Ketinggian banjir di jalan Wiratama pada Sabtu (16/2/2019) malam masih berbekas di dinding rumah warga. (Istimewa)

Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Bandar Lampung, Rusli Taslim, yang dihubungi Tribun, Minggu (19/2/2019) malam, mengaku menerima laporan pengaduan warga terkait banjir setinggi 1,5 meter di Jalan Wiratama tersebut.

“Banjir kali ini tergolong parah. Beberapa hari lalu juga banjir tetapi ketinggian air hanya sekitar 1 meter,” ungkap Rusli.

Menurut Rusli, warga di Jalan Wiratama berharap mendapat perhatian dari pemerintah, terutama bagaimana mengatasi sistem drainase di wilayah tersebut agar tidak menjadi langganan banjir.

Seorang warga memperlihatkan batas ketinggian air saat terjadi banjir di pemukiman mereka pada Sabtu (16/2/2019) malam.
Seorang warga memperlihatkan batas ketinggian air saat terjadi banjir di pemukiman mereka pada Sabtu (16/2/2019) malam. (Istimewa)

“Curah hujan kali ini memang sangat tinggi, sehingga air dengan cepat menggenang di mana-mana. Kami dari PSMTI menyampaikan rasa prihatin kepada seluruh warga yang terkena dampak banjir,” ujarnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved