Pernah Tinggal di Panti Asuhan, Kisah Pahit Hidup Jemi Ngadiono Pendiri Komunitas 1000 Guru

Jemi Ngadiono, pendiri komunitas 1000 guru, memiliki pengalaman pahit saat masih kecil.

Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: wakos reza gautama
ISTIMEWA
Jemi Ngadiono, pendiri komunitas 1000 guru 

Untuk sampai di Pulau Tegal tidak mudah.

Jemi dan 39 orang volunteer harus berpindah dari bus satu ke bus lain, atau istilahnya "ngeteng".

Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan mobil, dan menyebrang dengan kapal.

Saat menyebrang hari sudah malam dan keadaan gelap gulita.

Sesampai di Pulau Tegal, Jemi dan 39 orang volunteer disambut warga setempat dengan ramah.

Kemudian beristirahat bersama-sama di masjid.

Keesokan paginya sebelum mengajar mereka mandi menggunakan air sumur.

Dikarenakan airnya terbatas mandi pun hanya alakadarnya.

Agar bisa buang air besar, mereka membuat WC buatan sebisanya.

Transaksi di TDM Lampung Pakai Go-Pay Dapat Diskon

"Lalu kami mengajak anak-anak ke Pantai untuk belajar bersama. Kalau disekolah tidak mungkin karena hanya ada satu ruangan sempit," ujar Jemi

Supaya anak-anak paham dengan yang diajarkan, Jemi mengajar dengan bercerita dan memberikan motivasi.

Menurutnya anak-anak pedalaman itu daya tangkapnya lebih lambat dibanding anak kota, salah satunya karena mereka tidak cukup gizi dan fasilitas belajar juga terbatas.

Setelah pulau tegal, tempat selanjutnya di Lampung yang didatangi Jemi adalah Mesuji.

Jemi mendatanginya 2 tahun lalu bersama 29 orang volunteer.

Selain mengajar, mereka juga merenovasi sekolah, karena sekolah disana hanya dibangun seadanya diatas tanah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved