Gunung Anak Krakatau

Update Gunung Anak Krakatau, Kini Memiliki Kawah Berdiameter 400 Meter

Pemasangan seismometer di Gunung Anak Krakatau ini merupakan yang pertama pasca terjadinya erupsi besar pada 22 Desember 2018 silam.

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Daniel Tri Hardanto
Instagram @EarthUncutTV / James Reynolds dan Instagram sutopopurwo
Kondisi Gunung Anak Krakatau saat ini, munculnya air laut berwarna oranye di sekitar pantai. 

Pasca mengalami erupsi besar pada akhir 2018 lalu, Gunung Anak Krakatau mengalami perubahan fisik.

Ketinggian Gunung Anak Krakatau terpangkas, dari semula 328 mdpl menjadi kini 110 mdpl.

Gunung Anak Krakatau pun kini memiliki kawah.

Pulangkan Pengungsi Pulau Sebesi, Pemkab Tunggu Perkembangan Gunung Anak Krakatau

“Gunung Anak Krakatau memang salah satu gunung api aktif di Indonesia. Peningkatan aktivitasnya biasanya memiliki rentang waktu 1-6 tahun. Sebelum 2018 ini, tahun 2012 Gunung Anak Krakatau juga sempat mengalami peningkatan aktivitas dan sempat erupsi,” terang Andi Suardi beberapa waktu lalu.

Meski demikian, pesona Gunung Anak Krakatau yang memiliki sejarah letusan dahsyatnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Cukup banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang kerap menyambangi gunung api di tengah Selat Sunda ini sebelum terjadinya erupsi besar pada akhir tahun lalu.

Gunung Anak Krakatau sendiri merupakan kawasan cagar alam.

“Sebenarnya sudah banyak wisatawan lokal dan juga dari luar yang ingin melihat kondisi Gunung Anak Krakatau pasca erupsi besar akhir tahun lalu. Tetapi, saat ini status Gunung Anak Krakatau masih level III Siaga. Belum diperbolehkan mendekati kawasan gunung api tersebut dalam jarak dekat,” terang Umar, penggiat wisata di Pulau Sebesi, pulau berpenghuni terdekat dari Gunung Anak Krakatau. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved