Bunuh Diri di Transmart Lampung

BREAKING NEWS - Sebelum Aksi Bunuh Diri di Transmart, Ada Warga yang Ingin Menangkap Korban

Peristiwa bunuh diri menggegerkan pusat perbelanjaan Transmart Lampung, Way Halim, Bandar Lampung, Jumat, 22 Februari 2019 sore.

Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribun Lampung/Hanif Mustafa
Korban bunuh diri di Transmart Lampung belum dievakuasi, Jumat, 23 Februari 2019 sore. 

"Korban bernama Tyas Sancana Ramadhan, warga Way Huwi," kata Mulyadi, Jumat, 22 Februari 2019.

Mulyadi menuturkan, korban diketahui sudah berada di atas gedung Transmart Lampung sekitar pukul 15.30 WIB.

"Jadi korban lompat dari atas gedung setinggi 40 meter," timpalnya.

Foto Tyas Sancana Ramadan, korban bunuh diri di Transmart Lampung, Jumat, 22 Februari 2019.
Foto Tyas Sancana Ramadan, korban bunuh diri di Transmart Lampung, Jumat, 22 Februari 2019. (Screenshoot Facebook/Tyas Sancana Ramadan)

Bunuh Diri Dilarang Main Facebook

Kasus bunuh diri lainnya, sebelumnya pernah terjadi di Kalimantan.

Seorang wanita cantik mengakhiri hidupnya dengan tragis hanya karena dilarang suami main Facebook.

Diduga Bunuh Diri, Tukang Ojek Tewas Usai Tabrakkan Motornya ke Truk

Arniati (23), warga RT 06 Kelurahan Sungai Paret, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), ditemukan tewas gantung diri, Kamis (7/2/2019) sore.

Perempuan berjilbab ini mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dengan menggunakan tali ayunan.

Sebelumnya, ia sempat menulis status di WhatsApp.

Dalam statusnya, Arniati menyampaikan permohonan maaf kepada keluarganya dan menitipkan anaknya.

Kasat Reskrim Polres PPU Iptu Iswanto mengatakan, korban sempat menulis status di WhatsApp bahwa ia akan mengakhiri hidupnya dan meminta maaf kepada keluarganya.

"Juga menyampaikan ingin menitipkan anaknya, " ujarnya.

Ia mengatakan, sebelum kejadian tragis itu, korban dan suaminya, Sujaedi, sempat bertengkar.

Pertengkaran ini terjadi karena korban dilarang sering main Facebook.

Ia mengungkapkan, korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di kamarnya menggunakan tali ayunan.

Sebelum korban tinggal di rumah RT 06 Kelurahan Sungai Paret, tali ayunan tersebut sudah terpasang.

Brigadir Asep Sufriana Tak Menyangka Senpinya Dipakai Bripka Kristian untuk Bunuh Diri

"Jadi korban menginjak ember cat yang dilapisi seprai. Korban kami bawa ke RSUD untuk dilakukan visum, " ujarnya.

Sementara suami korban, Sujaedi, mengaku sempat bertengkar, Rabu (6/2/2019).

Setelah itu, ia dan korban tidak bertegur sapa lagi.

Ia mengatakan, sekitar pukul 12.30 Wita sempat datang ke rumah dan menemukan korban di dalam kamar sedang main ponsel.

Sujaedi mengaku membaca status di WhatsApp istrinya dan curiga akan mengakhiri hidupnya.

"Saya ketok pintu kamar dan dibuka. Saya bilang mau ambil berkas."

"Saat saya keluar, pintu kembali dikunci dan saya bilang tidak usah dikunci karena nanti pulang," ujarnya.

Tak Punya Uang Tebus Ponsel yang Digadai, Pria Ini Malah Rampas Ponsel Wanita di Jalan

Suami Bunuh Istri Hamil Tua lalu Ambil Paksa Bayi dari Dalam Kandungannya, Begini Kondisi Bayi

Saksi Seperti Dengar Suara Bom, Ternyata Kecelakaan Beruntun Mobil Innova

Setelah itu, Sujaedi kembali ke kantor Kelurahan Nipah-nipah dan pulang sekitar pukul 15.30 Wita.

"Saya pulang kembali gedor pintu kamar dan tak dibuka. Saya intip lewat jendela ternyata tertutup gorden."

"Jadi saya buka paksa dan setelah itu istri saya sudah tergantung," ujar Sujaedi sembari menangis.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved