Kasus Inses di Pringsewu

Kak Seto Sebut Gadis Disabilitas yang Diperkosa Ayah, Kakak, dan Adik Kandung sebagai Sosok Cerdas

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi alias Kak Seto menyebut AG (18) sebagai sosok yang cerdas.

Tribun Lampung/Robertus Didik
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi dan Wakil Bupati Fauzi menggelar jumpa pers di kompleks kantor Pemkab Pringsewu, Kamis, 28 Februari 2019. 

Kak Seto Sebut Gadis Disabilitas yang Diperkosa Ayah, Kakak, dan Adik Kandung sebagai Sosok Cerdas

Laporan Reporter Tribun Lampung Robertus Didik Budiawan

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi alias Kak Seto menyebut AG (18) sebagai sosok yang cerdas.

AG adalah korban pemerkosaan yang dilakukan oleh ayah, kakak, dan adik kandungnya sendiri.

Kak Seto bertamu dengan AG di kompleks kantor Pemkab Pringsewu, Kamis, 28 Februari 2019.

Sebelumnya, Kak Seto menemui adik kandung AG, yakni YF (15), di Polres Tanggamus.

Ternyata AG Pernah Diperkosa Ayah Bersama Kakak-Adik Kandungnya Secara Bergiliran

Dalam kasus ini, YF juga ikut memperkosa kakak kandungnya sendiri.

Bahkan, YF mengidap kelainan karena disebut kerap melakukan hal serupa terhadap kambing dan sapi.

Awalnya, Kak Seto berniat menemui AG di kediaman pamannya di Kecamatan Sukoharjo.

Namun, AG sedang berada di Kecamatan Pringsewu untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

Kak Seto dan AG pun bertemu di seketariat Pemkab Pringsewu.

Keduanya berbincang di ruang kerja Wakil Bupati Pringsewu Fauzi.

Namun, komunikasi tersebut berlangsung secara tertutup.

Seusai perbincangan itu, Kak Seto mengatakan, kondisi AG sudah lebih baik.

Meskipun dia belum tahu bagaimana kondisi AG ketika sedang tidur dan lainnya.

Kak Seto mengatakan, AG didiagnosis mengalami keterbelakangan mental alias disabilitas.

Dia menilai kondisi tersebut karena faktor lingkungan.

"Pada dasarnya, dia (AG) cukup potensial kok. Ada secercah kecerdasan yang mungkin tersembunyi. (Keterbelakangan mentalnya) Lebih karena faktor lingkungan," tuturnya.

Kak Seto mengatakan, perilaku AG seperti anak berusia 7 tahun.

Ia lebih terlihat seperti anak-anak daripada gadis berusia 18 tahun. 

Meski begitu, Kak Seto menilai AG memiliki daya ingat yang cukup bagus. Komunikasinya juga cukup baik.

Oleh karena itu, Kak Seto berharap  ada lingkungan yang lebih kondusif untuk bisa meningkatkan potensi AG.

Terlebih lagi, AG bisa mendapatkan haknya mengecap pendidikan.

Kak Seto menilai kondisi AG tersebut karena sebelumnya terkungkung di dalam rumah dan kurang mendapat edukasi.

Kak Seto percaya, Pemkab Pringsewu bisa mengoptimalkan potensi AG. 

Kak Seto Sarankan Satu Keluarga Pelaku Inses di Pringsewu Dikebiri Kimiawi

Awal Mula Kekerasan Seksual

Tarseno dari Satgas Pemerhati Anak Berbasis Masyarakat Pekon Panggungrejo mengatakan, AG sejak usia tiga tahun tinggal dengan ibunya.

Itu setelah ibunya berpisah dengan JM (44), ayah AG.

Bersama ibunya, AG diajak bekerja ke kota.

Namun setiap kali ibu bekerja, AG ditinggal dan dikurung di dalam rumah.

Selain itu, AG juga tidak bersekolah.

Namun, musibah dialami AG setelah ibunya meninggal dua tahun silam.

165 Kali Cabuli Gadis 18 Tahun, Ayah dan 2 Anak di Pringsewu Jadi Tersangka Kasus Inses

AG langsung dibawa neneknya ke Kota Agung, Tanggamus. 

Namun, sang ayah menjemput AG dan membawanya ke Sukoharjo.

Sejak saat itu, AG tinggal bersama ayah dan kakak-adik kandungnya, yang semuanya laki-laki.

Sementara kakak perempuannya, N, bekerja di daerah lain. 

Selain ayahnya, JM, di rumah itu juga ada kakak kandungnya SA (24) dan adik kandungnya YF (15).

Selama tinggal di rumah itu, AG mendapat perlakuan biadab.

Setahun lebih, AG dijadikan budak nafsu oleh ketiga laki-laki tersebut. (Tribunlampung.co.id/Robertus Didik Budiawan) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved