Terduga Teroris Ditangkap di Lampung
Didatangi Densus 88 Antiteror, Ibu Terduga Teroris di Lampung Mengira Sales Elektronik
DM, ibu terduga teroris di Lampung, sempat mengira tim Detasemen Khusus 88 Antiteror sebagai sales barang elektronik.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
Saat itu RS bersama adiknya F (12) pergi tanpa pamit dengan membawa sepeda motor Honda Revo.
"Satu bulan ngilang. Pulang-pulang motor gak dibawa balik dan gak cerita apa-apa. Saya tanya katanya di Serang saja. Mungkin otaknya sudah kecuci. Gak tahulah," bebernya.
• Sudah Curiga, Begini Komentar Ibunda Terduga Teroris Asal Lampung yang Ditangkap Densus 88
Sepulang dari Banten, terus DM, RS tidak berdiam di rumah.
RS pergi entah ke mana selama seminggu.
"Setelah satu bulan, dia pergi lagi selama seminggu, sendirian. Karena setelah dari Serang adeknya langsung saya pisah," tambah DM.
Semenjak pergi ke Serang, menurut DM, perilaku RS mulai berubah.
"Saya itu sempat curiga dengan perilaku anak saya. Saya pesen ke dia (RS), jangan sampai melanggar hukum kerena kita ada undang-undangnya," katanya.
Namun, RS rupanya mengabaikan pesan ibunya.
"Malah dia jawab bilang, jangan takut sama undang-undang gitu. Ya saya bilang sama suami. Terus kami cerita sama Bhabinkamtibmas atas perubahan anak saya ini," tandas DM.
Sebelumnya DM sempat menolak diwawancara lantaran masih shock atas penemuan bom di rumahnya.
"Bukan apa-apa. Saya takut salah. Lebih baik ke polisi saja. Semua sudah saya serahkan ke polisi, dari awal laporan sampai penangkapan (RS) sampai menghilang juga. Saya gak tahu. Pokoknya saya kaget," ungkap DM sembari geleng-geleng kepala.
Namun, DM menegaskan, pihak keluarga tidak tahu sejak kapan putranya merakit bahan peledak.
"Saya gak tahu kapan anak saya ini ngerakit bom," ungkapnya.
Meski demikian, DM mengaku sempat menaruh curiga kepada anaknya.
"Saya sempat curiga. Tapi, saya gak pernah menemukan barang itu (bom)," tambahnya.