Jalan Tol Lampung Dibuka Jalinsum Jadi Lengang, Pedagang Waswas Usahanya Bangkrut
Jalan Tol Lampung Dibuka Jalinsum Jadi Lengang, Pedagang Waswas Usahanya Bangkrut
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Heribertus Sulis
Jalan Tol Lampung Dibuka Jalinsum Jadi Lengang, Pedagang Waswas Usahanya Bangkrut
KALIANDA, TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pasca-Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-terbanggi Besar beroperasi penuh sejak Selasa (8/3), arus kendaraan roda empat di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) mulai lengang.
Para pengendara lebih memilih menggunakan jalan tol terpanjang di Indonesia itu, daripada melintas di Jalinsum.
Pantauan Tribun di Gerbang Tol Bakauheni Selatan, Sabtu (9/3), mobilitas kendaraan memasuki jalan tol cukup tinggi.
Kendaraan-kendaraan yang baru turun dari kapal di Pelabuhan Bakauheni langsung menuju jalan tol.
Tak jauh berbeda, kendaraan juga semakin ramai di Gerbang Tol Kotabaru dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Sebaliknya, kondisi di Jalinsum ruas Lampung Selatan terpantau cukup lengang pada Sabtu siang, dibandingkan sebelum jalan tol beroperasi.
Mayoritas kendaraan yang melintas Jalinsum adalah truk-truk pengangkut komoditas.
Padatnya kendaraan yang melintas di jalan tol ini tak lepas dari tarif tol yang masih gratis.
Kepala Cabang PT Hutama Karya Tol ruas Bakauheni-Terbanggi, Hanung Hanindito, mengatakan, jalan tol Bakauheni-Terbanggi sepanjang 140,9 kilometer langsung dioperasikan penuh setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat lalu.
"Sudah langsung beroperasi mulai Bakauheni sampai Terbanggi Besar. Kendaraan sudah bisa melalui tol," kata Hanung, Sabtu.
Namun, Hanung menyebutkan pihaknya belum bisa mendata jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol setelah dioperasikan sejak Selasa kemarin.
"Kami masih melakukan penghitungan," ujarnya.
Ia mengatakan, hingga saat ini tarif tol masih belum ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
Karena itulah, pengendara roda empat bisa menikmati layanan tol secara gratis.
"Untuk sementara sampai dengan tarif tol ditetapkan oleh Kementerian PUPR, tol masih gratis. Pengguna jasa cukup memiliki kartu untuk membuka pintu tol tidak dipotong biaya," terang Hanung.
Wakil Ketua Bidang Organisasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung Selatan, Herwanto mengatakan, Pemkab Lamsel harus mendorong munculnya produk-produk usaha kreatif unggulan.
Kehadiran produk kreatif unggulan ini dapat menjadi magnet bagi orang untuk berkunjung ke Lamsel.
"Daerah yang memiliki keunggulan komparatiflah yang bisa mendapatkan nilai tambah dari kehadiran tol. Karena tidak ada daya tarik yang bisa membuat orang untuk singgah," kata Herwanto, kemarin.
Ia optimistis JTTS ini mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan distribusi barang di Lampung.
Karena waktu tempuh via jalan tol terpangkas cukup signifikan, di mana Bakauheni sampai Terbanggi Besar, Lampung Tengah, bisa ditempuh hanya 1,5 jam.
Selain itu, Herwanto menilai Pemkab Lamsel perlu memunculkan sentra-sentra usaha kreatif daerah. Kehadiran usaha kreatif ini bisa mendorong sektor pariwisata.
"Memang ada rencana pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Industri.
Tetapi kan ini perlu proses panjang. Saat ini salah satu yang bisa didorong memunculkan produk-produk kreatif unggulan.
Melahirkan sentra-sentra usaha kreatif yang bisa menarik orang untuk singgah," ujar Herwanto.
• Berita Lampung Terpopuler Sepekan - Lowongan Besar-besaran BUMN hingga Fakta tentang Perseru Serui
Pelaku Usaha Jalinsum Waswas
PARA pelaku usaha industri rumah tangga di beberapa daerah di Lampung Selatan mulai waswas dengan beroperasinya Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar.
Mereka khawatir pengendara cenderung memilih melintasi jalan tol, sehingga geliat ekonomi di sepanjang Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) akan berkurang.
Eli, seorang pelaku usaha kreatif di Jalinsum Kalianda, Lampung Selatan, mengaku khawatir pengendara yang melintas di Jalinsum makin sepi.
"Kalau Jalinsum sepi, kita sulit untuk titip barang (jajanan) di warung-warung yang ada di sepanjang Jalinsum. Karena untuk bisa masuk ke rest area tol kita juga belum tahu seperti apa," kata Eli.
Ia pun hanya bisa pasrah jika memang usahanya harus gulung tikar.
Sebelumnya, sejumlah pengusaha rumah makan di Jalinsum Kecamatan Ketapang, Lamsel, juga khawatir usahanya akan sepi setelah jalan tol beroperasi.
"Pastilah kendaraan-kendaraan akan lewat tol, tidak lagi lewat sini (jalinpatim)," kata Aminah, seorang pelaku usaha kuliner di Pematang Pasir.
Menurut dia, selama ini kendaraan lintas Sumatera telah berkontribusi besar pada geliat ekonomi warga di sepanjang jalan tersebut.
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/ded)