Viral Video Anak Dikeroyok di Bandar Lampung, Orang Tua Korban: Saya Saja Nggak Pernah Nyakitin

Viral Video Anak Dikeroyok di Bandar Lampung, Orang Tua Korban: Saya Saja Nggak Pernah Nyakitin

Penulis: hanif mustafa | Editor: Safruddin
Nydailynews
Ilustrasi pengeroyokan-Viral Video Anak Dikeroyok di Bandar Lampung, Orang Tua Korban: Saya Saja Nggak Pernah Nyakitin 

"Ternyata keluar itu dikeroyok, oleh lima anak. Namanya saya lupa, tapi yang jelas bukan kawannya.
Ada yang SMP, dan ada yang gak sekolah, mereka geng, geng Jaling, umurnya sekitar 15 sampai 16 tahun," ucapnya.

Kronologi Aksi Kejar-kejaran Polisi dengan Pencuri di Way Kanan, Pelaku Bawa Cangkul buat Mencuri

Pemilik Motor Dikeroyok 2 Pencuri Bawa Pistol, 1 Pelaku Malah Babak Belur dan Temannya Kabur

USBN SMA di Bandar Lampung, Soal Warisan Buat Bingung Siswa SMAN 9 Bandar Lampung

Hendri pun mengaku mengadukan kelima anak ini karena sudah pernah membuat teror di sekolahan anaknya.

"Jadi ke lima anak itu sudah buat kasus karena menyerang sekolah anak saya di SD 3 Labuhan Dalam," sebutnya.

"Atas penyerangan itu kelimanya membuat perjanjian kalau membuat ulah lagi bisa diadukan keranah hukum," imbuhnya.

Hendri pun berharap ada jalan keluar yang terbaik setelah pihaknya mengadukan perkara ini ke Polsek Kedaton.

"Saya aja nyakitin anak saya gak pernah mukul gak pernah, malah ngelihat video anak saya dikeroyok," tandasnya.

Sementara itu, Kapolsek Kedaton Kompol Abdul Mutholib mengatakan laporan yang tersurat dalam TBL/380/III/2019/LPG/RESTA BALAM/ SEKTOR KDT masih dalam proses.

"Nanti saya cek lagi," ungkap Abdul singkat.

Tekanan Jiwa

Video viral pengeroyokan seorang siswa SD oleh Geng anak mendapat perhatian pengamat Psikolog Lampung.

Menurut Ketua Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) Lampung Rini Proborini tindak kekerasan yang terjadi pada anak karena adanya agresifitas.

"Jadi agresifitas remaja terjadi karena adanya tekanan pada jiwa seseorang, tekanan ini diperoleh dari berbagai sumber," ungkap Rini, Rabu 13 Maret 2019.

"Pertama contoh dalam keluarga orang tua mendidik anak terlalu keras atau bisa jadi kebutuhan anak tak terpenuhi sehingga membuat tekanan dirinya," imbuhnya.

Kedua, kata Rini, bisa juga tekanan karena tekanan sekolah, sehingga anak tertekan. Dan juga faktor tekanan lingkungan.

"Kemudian agresivitas ditambah kekerasan yang berakumulasi dari apa yang dilihat oleh anak," tuturnya.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved