Kompas Menjawab: Persatuan dan Masa Depan Republik, Itulah Komitmen Kami
Pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara dalam proses rutin profesional itulah yang dijalani Kompas selama kurun hampir 54 tahun.
Bahwa hari ini Kompas berada dalam pusaran politik, hal ini sedikit pun tidak mengurangi komitmen Kompas terus membela kepentingan Republik. Dengan cara bagaimana? Kalau ”independen” bukan slogan yang pas lagi, pilihan Kompas adalah ”dengan cara kredibel” (bisa dipercaya).
Kompas bertekad menjadi suluh yang terus memandu bangsa mencapai cita-cita luhur menyambut 100 tahun Indonesia Merdeka dengan Visi 2045 yang kokoh.
Inilah satu-satunya pilihan ketika kuasa besar di dunia sekarang sedang berlomba menjadi adidaya dalam kecerdasan buatan (AI), juga upaya menjadi pemenang dalam Revolusi Industri 4.0.
Dalam perspektif itulah kebersamaan dan persatuan kami pandang tidak kalah penting dibandingkan dengan kontestasi lima tahunan sekali, apalagi kalau dipenuhi dengan kabar tak benar. Kita tangkap gaung slogan harian Washington Post bahwa ”Demokrasi akan mati dalam kegelapan”.
Kompas menyadari, media arus utama diwacanakan bergerak dari media konvensional ke medsos. Akan tetapi, medsos adalah medsos, yang kebenarannya membutuhkan verifikasi. Lebih dari itu, yang lebih dibutuhkan masyarakat Indonesia adalah adanya komunikasi yang tulus karena dengan itulah bangsa akan tumbuh menjadi bangsa yang luhur. Dalam kaitan inilah Kompasmengamini pesan Wapres Jusuf Kalla, seperti dikutip pada awal tulisan ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KOMPAS MENJAWAB: Persatuan dan Masa Depan Republik, Itulah Komitmen Kami"
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/kompas-menjawab-persatuan-dan-masa-depan-republik-itulah-komitmen-kami.jpg)