TNI AD 12 Kali Juara Lomba Menembak, Sniper Kopassus Sekali Tembak 2 Tewas, Saat Latihan bak Neraka

Hebatnya sniper Kopassus TNI AD, sekali tembak dengan satu peluru bisa menewaskan dua orang lawan sekaligus.

Editor: Andi Asmadi
Dok Dispen TN AD
Prestasi yang sangat spesial diraih oleh dua penembak TNI AD dari kesatuan Kopassus. Keduanya adalah penembak jitu atau sniper yang meraih rekor 'One Shoot Two Kills' atau satu tembakan peluru menewaskan dua orang lawan. Dalam ajang lomba menembak antar-negara Australian Army Skill-At-Arms Meeting (AASAM) 2019 di Australia, TNI AD menjadi juara umum 12 kali berturut-turut. 

Tentara asing pun segan bertemu pasukan elite berbaret merah ini lantaran keahliannya yang mumpuni.

Untuk mendapat baret merah, harus melalui seleksi yang sangat berat.

Wajar bila orang-orang yang lolos merupakan pasukan elite TNI AD.

Kopassus sudah kenyang asam garam di berbagai operasi militer, kemampuannya juga telah diakui dunia.

Berbagai misi dan pertempuran, mulai Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja, pemberantasan PRRI/Permesta hingga pembebasan sandera pesawat Garuda Woyla di Thailand sukses dilaksanakan.

Tak sembarangan tentara yang bisa bergabung dengan korps baret merah. Mereka nharus sosok pilihan yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata.

Ini setelah para prajurit dinyatakan lulus melewati werving atau rangkaian tes kesehatan, fisik, akademi dan psikologi.

Dalam penugasan para prajurit mesti menghadapi ganasnya kondisi alam, bahkan anggota juga mengalami kejadian di luar nalar.

Kopassus.
Kopassus. ()

Seperti dikisahkan satu di antara anggota Kopassus yang bertugas di Papua.

Dilansir dari buku "Kopassus untuk Indonesia" karangan Iwan Santosa dan EA Natanegara, satu di antara prajurit Kopassus mengalami pengalaman mistis yang tak lazim.

Saat itu, sang prajurit ditempatkan sebagai komandan pos TNI di Timika.

Satu di antara pos yang waktu itu sangat rawan karena keberadaan pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Kelly Kwalik dan Thadeus Yogi.

Pasukan tersebut lalu diperintahkan untuk menggerebek markas OPM yang berjarak enam hari jalan kaki dari pos TNI di Timika.

Tim berangkat ke lokasi pada bulan Oktober yang juga bertepatan dengan musim penghujan.

Saat hari kelima, mereka bertemu sungai dengan arus yang sangat deras.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved