Pilpres 2019
UPDATE LIVE Hasil Real Count Pilpres 2019 Lihat di Sini, Hasil Jokowi-Ma'ruf vs Prabowo-Sandi
Komisi Pemilihan Umum (KPU) langsung memperlihatkan live hasil real count Pilpres 2019 dan Pileg 2019 melalui laman pemilu2019.kpu.go.id.
Ia malah mendinginkan suasana dengan tidak mendeklarasikan kemenangan secara terbuka.
Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga persatuan dan kerukunan setelah terlaksananya pilpres ini.
Jokowi mengawali pidatonya dengan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya keapda KPU, Bawaslu, DKPP, sehingga proses pesta demokrasi ini berjalan dengan jujur dan adil.
Ia juga menyampaikan terimakasih kepada TNI dan Polri yang telah mengamankan pelaksanaan Pemilu 2019.
Jokowi juga mengungkapkan bahwa indikasi exit poll dan quick count sudah bisa dilihat.
Namun, ia mengajak timnya tetap bersama, menunggu penghitungan dari KPU secara resmi.
"Yang ketiga, marilah kita kembali bersatu sebagai saudara sebangsa dan setanah air, setelah pileg dan pilpres ini menjalin persatuan dan kerukunan," ujarnya.
Jokowi, yang berpidato didampingi wakilnya, Ma'ruf Amin, kemudian menyalami satu persatu pemimpin partai yang menemaninya, termasuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PSI Grace Natalia, dan lainnya.
Hampir semua lembaga survei yang terverifikasi di KPU mencatat kemenangan untuk Jokowi-Ma'ruf Amin.
Perhitungan sampel suara masuk hingga malam tadi ada yang sudah sampai 100 persen.
Pada umumnya lembaga survei tersebut meyakini Jokowi sebagai pemenang Pilpres.
Meski hasil resmi tetap menjadi keputusan KPU yang akan melakukan penghitungan suara secara berjenj.ang.
Gandengan Tangan
Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk kembali 'bergandengan tangan' dalam memajukan pembangunan pada segala sektor.
Habibie menegaskan, persaingan politik pada Pemilu serentak 2019 akan segera berakhir.
"(Persaingan) kita juga sudah selesai, kita bergandengan tangan mensukseskan pembangunan," ujar Habibie saat ditemui usai menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 10, Kompleks Patra Jasa Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
Alumni The Technische Hochschule Aachen (RWTH Aachen) Jerman itu menegaskan siapapun pasangan calon (paslon) yang terpilih dalam Pemilu serentak 2019, harus bisa terbuka dan menjalankan tugas secara baik.
Masyarakat juga harus bisa mendukung pemerintah dalam mewujudkan pembangunan negara dalam berbagai sektor.
"Dan kita menyusun bersama bagaimana pembangunan itu, dan harus transparan, harus kerja baik," kata Habibie.
Lelaki yang akrab disapa eyang Habibie itu mengucapkan 'selamat' kepada seluruh rakyat Indonesia yang tengah menyambut pesta demokrasi.
Khususnya generasi milenial yang ia anggap kelak bisa menjadi ujung tombak dalam memajukan negara ini.
"Jadi selamat bangsa Indonesia, rakyat, khususnya yang muda-muda, anda adalah harapan bangsa dan adalah masa depan Indonesia," tegas Habibie.
Kepala Dingin
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, berharap semua pihak menggunakan kepala dingin menyikapi hasil proses demokrasi lima tahunan ini.
"Siapapun yang menang nanti. Baik incumbent atau penantang tidak boleh ada yang melakukan tindakan anarkistis. Apalagi menyalahkan yang menang," kata Ujang.
Ujang menjelaskan, Pemilu Legislatif maupun Pilpres merupakan preses demokrasi biasa yang berulang setiap lima tahun.
Karenanya, semua pihak diharapkan bisa menerima apapun hasil yang didapat.
"Pemilu 2019 semua kontestan habis-habisan berkampanye. Tidak jarang kita temukan gesekan, nyinyiran, saling serang dan saling menafikan. Dalam demokrasi perbedaan pendapat itu hal biasa. Sekeras apapun perbedaan, yang penting tidak anarkistis," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.
• LIVE Hasil Real Count Pilpres 2019 Versi KPU di Pemilu2019.kpu.go.id, Jokowi-Maruf vs Prabowo-Sandi
Kata Ujang, pihak yang menang tidak boleh jemawa. Demikian halnya pihak yang kalang harus tetap lapang dada.
"Semua ada jalurnya. Jika ada kerebratan dari yang kalah, jalur hukum adalah yang terbaik. Pilpres hanya rutinitas lima tahunan biasa. Pasti ada yang menang dan ada pula yang kalah," papar dia.
Seyogyanya, kata Ujang, setiap kandidat harus siap menang dan kalah jika sudah menyatakan siap maju sebagai calon presiden dan wakil presiden. "Jangan hanya siap menang, tapi tidak siap kalah," tutup Ujang. (tribunlampung.co.id/tribunkaltim.co)
YUK SUBSCRIBE CHANNEL YOUTUBE Tribun Lampung News Video di bawah ini.