Tribun Bandar Lampung
Pembangunan Pasar Smep Dimulai: Ekskavator Siaga, Air Kolam Eceng Gondok Disedot
Pemkot Bandar Lampung melalui pihak ketiga, PT Asmi Hidayat, telah memulai pembangunan Pasar Smep.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Yoso Muliawan
Proyek Pasar Smep sempat mangkrak selama empat tahun sejak 2014. Setahun yang lalu, April 2018, kondisi pasar ini semakin memprihatinkan. Jalan berupa jembatan kayu untuk akses para pembeli dan pedagang sudah keropos.
Pantauan awak Tribun Lampung saat itu, banyak material kayu yang ambrol ke kolam yang semestinya menjadi basement atau lantai dasar bangunan Pasar Smep. Pedagang sempat mengganti seadanya badan jembatan yang ambrol dengan kayu bekas kotak buah.
Selain badan jembatan ambrol, pagar seng pembatas jembatan dengan kolam juga roboh karena tanah di sekitarnya longsor. Pedagang dan pembeli harus ekstra waspada jika ingin lewat. Bahkan, pernah ada seorang ibu terpeleset masuk kolam saat hendak berbelanja lantaran kondisi jembatan licin usai hujan.
600-700 Kios
Pemkot Bandar Lampung mengalokasikan dana Rp 25 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2019 untuk pembangunan Pasar Smep. Pemkot menargetkan pembangunan selesai pada akhir 2019 dengan berdirinya 600-700 kios.
Dalam desain, bangunan Pasar Smep ini memiliki luas 63 x 56 meter. Pelaksana proyek akan membangun Pasar Smep dengan tiga lantai. Itu termasuk basement serta tempat parkir mobil di bagian atas. Sementara di bagian belakang, akan terdapat taman.
Selama pembangunan berjalan, Unit Pelaksana Teknis Pasar Smep mengalihkan lokasi jualan setidaknya 13 pedagang. Itu karena alat berat akan masuk ke lokasi proyek, sehingga bakal mengambil tempat berdagang.
Sejumlah pedagang yang terkena dampak relokasi akibat pelaksanaan pembangunan Pasar Smep mendukung penuh kebijakan Pemkot Bandar Lampung. Sri, misalnya, pedagang buah dan sayuran di Pasar Smep.
"Ya nggak masalah kalau harus pindah sementara. Sebelumnya memang sudah ada pemberitahuan," katanya.
Lokasi relokasi para pedagang berada di bagian belakang pasar yang masih tersedia ruang untuk berjualan.
"Pindahnya di belakang. Kami ikut saja prosedurnya bagaimana baiknya," tutur Sri.
Pedagang lainnya, Dewi, juga tidak mempersoalkan dengan kebijakan relokasi sementara para pedagang selama berjalannya pembangunan Pasar Smep.
"Yang penting kami masih bisa dagang. Nggak masalah kalau mau relokasi dulu," ujarnya.
Ia pun mengharapkan agar pembangunan Pasar Smep secepatnya berjalan.
"Semoga aja cepat biar pedagang nggak kocar kacir di pinggiran seperti sekarang ini," katanya.