Budiman Sudjatmiko Disebut Kalah Bertarung dengan Ibas Yudhoyono di Dapil 7 Jatim, Ini Alasannya
Politikus PDIP-P Budiman Sudjatmiko disebut-sebut tak lolos ke parlemen, sedangkan Ibas Yudhoyono lolos
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Politikus PDIP-P Budiman Sudjatmiko disebut-sebut tak lolos ke parlemen, sedangkan putra bungsu Presiden ke-7 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), disebut lolos.
Budiman Sudjatmiko dan Ibas berada di dapil yang sama pada pemilu 2019.
Budiman Sudjatmiko dan Ibas berada di Dapil Jawa Timur 7 meliputi Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi.
Dapil 7 Jawa Timur ini dianggap sebagai "dapil neraka" karena banyak orang tenar berada di dapil tersebut.
Politikus Partai Demokrat, Andi Arief lah yang menyebut dua sahabatnya yang menjadi caleg PDI-P, Budiman Sudjatmiko dan Eva Kusuma Sundari tidak lolos menjadi anggota DPR dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.
Budiman Sudjatmiko tercatat berada di 'Dapil Neraka' Dapil Jawa Timur 7 meliputi Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi.
Dapil ini disebut Dapil Neraka karena sebagian tokoh ternama bersaing di Dapil ini.
Selain Budiman Sudjatmiko, ada putra bungsu Presiden ke-7 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) (Partai Demokrat), juru bicara Presiden, Johan Budi (PDIP) dan Putri Ketua Umum Partai Perindo Harry Tanoe Soedibjo, Jessica Herliani Tanoesoedibjo.

Sementara Eva Kusuma Sundari tercatat di Dapil Jawa Timur 6 meliputi Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri,Tulungagung, Kota Blitar, dan Kota Kediri.
Andi Arief mengaku terkejut dan prihatin lantaran Budiman Sudjatmiko dan Eva Kusuma Sundari yang ia anggap bisa memberi warna di DPR justru tak lolos.
• Caleg Stres Gara-gara di-PHP Timses, Berobat di Padepokan Maung Bodas Ciamis dengan Cara Begini
Jika nantinya benar-benar tak lolos, Andi Arief berharap kedua sahabatnya itu tetap berjuang dari luar parlemen.
"Saya agak terkejut dan prihatin, dua sahabat saya yang bisa memberi warna di DPR dari PDIP kabarnya gagal memenuhi kursi.
Buat Budiman Sudjatmiko dan Eva Sundari, teruslah berjuang meski di luar Parlemen," tulis Andi Arief lewat akun twitternya, @AndiArief_.
Meski demikian, Andi Arief berharap Budiman Sudjatmiko dan Eva Kusuma Sundari bisa tetap meraih kursi DPR sampai akhir penghitungan nanti.
Sementara terkait suara Ibas di Dapil Neraka, Andi Arief menyatakan Ibas kembali lolos ke DPR dengan perolehan hampir 300 ribu.
Demokrat mengamankan dua kursi di Dapil itu.
Padahal, kata Andi, di dapil Jatim 7, Demokrat mendapat gempuran luar biasa dari PDI-P.
"Meski PDIP menggempur dapil 7 Jatim untuk merontokkan Demokrat dan Ibas melalui caleg Johan Budi dan dua incumben DPR Budiman Sudjatmiko dan Nursuhud, namun Demokrat tetap tangguh.
Hasil akhir @Edhie_Baskoro dan @sartonohutomo lolos DPR dengan suara perorangan hampir 300 ribu," tulisnya.
Budiman Sudjatmiko nampaknya sudah menyadari dirinya tak lolos ke DPR.
Ia mengaku tak mempersoalkan hal itu karena di tahun ini, Budiman sudah meminta izin pada Sekjen DPIP Hasto Kristyanto untuk tidak mencalonkan lagi meski ia akhirnya tetap mencalonkan diri.
Budiman mengaku sudah memiliki passion lain.
Hal itu ia sampaikan saat menjawab pertanyaan dari seorang warganet.
"Saya tahu batas diri saya. Krn itu saya dulu minta izin Sekjen @PDI_Perjuangan utk tdk mencalegkan lagi pd 2019 setelah pernah jd wakil rakyat 2 periode.
Passion saya sdh ke yg lain. Mencari tantangan2 baru dlm inovasi sosial & teknis #Revolusi40," tulis Budiman.
Eva Kusuma Sundari Beri Tanggapan
Di-mention oleh Andi Arief, Eva Kusuma Sundari pun memberi tanggapan atas cuitan Andi Arief.
Eva mengaku, dirinya terancam tak lolos ke DPR.

Hal ini karena perolehan suara caleg internal PDI-P di Dapilnya masing-masing cukup signifikan.
Ia berada di peringkat 4 dalam perolehan suara namun, suaranya masih kurang untuk memenuhi satu kursi.
"Berat bro, internal banteng super tangguh kabeh.
Itu data internal. Kita tunggu realcount kpud pagi ini," tulisnya.
Fokus Pilpres
Warganet dengan akun @dwiprasetyo512 menyebutkan bahwa di daerahnya, di Panggul, Trenggalek, banyak masyarakat yang tak tahu kalau Budiman merupakan caleg dari dapil mereka.
Pasalnya, menurut warganet itu, tak ada baliho sama sekali yang menunjukkan bahwa Budiman seorang caleg dapil mereka.
Warganet itu bahkan berkelakar bahwa Budiman tak serius menjadi caleg.
"Bahkan di daerah saya, Panggul, Trenggalek, kebanyakan org tidak tahu kalau Mas Budiman berangkat dari dapil sini. Tidak ada baliho sama sekali.
Mungkin mas Bud memang tdk serius nyaleg?" tulis sang warganet.
Menanggapi itu, Budiman lantas mengakui bahwa konsentrasinya memang terpecah ke Pilpres.
Diketahui, Budiman memang merupakan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Budiman menyebutkan, kontestasi pilpres itu lebih penting karena menentukan arah Indonesia, daripada hanya sekedar dirinya menjadi DPR.
Budiman juga mengaku bahwa sumber daya yang ia miliki sangat terbatas, sehingga lebih baik jika digunakan untuk sesuatu yang lebih prioritas.
Budiman bahkan menyebutkan bahwa Indonesia itu lebih besar dari sekedar dapil.
"Pecah konsentrasi saya ke pilpres. Itu lbh menentukan arah Indonesia drpd saya jd DPR.
Sumber daya saya terbatas, lebih baik utk yg lebih prioritas. Indonesia lbh besar dr dapil," kicau Budiman.

Budiman menyebut bahwa menang dan kalah adalah hal yang biasa.
"Pernah menang, pernah kalah. Biasa aja. Nanti menang lagi. Itu juga biasa," tulis Budiman yang juga menautkan emoticon senyum dalam kicauannya itu.

Sementara dalam kicauan lain Budiman lantas menuliskan quote.
""Dalam perang, kita mati sekali. Dalam politik, kita mati berkali2"
--Winston Chutchill--
(Catatan: utk bisa mati berkali2, seseorang pasti pernah hidup berkali2)," tulisnya.
"tapi jangan mati nalar dan mati dalam berkarya Mas," warganet dengan akun @tw_kurnia menanggapi.

Membahas hal tersebut, Budiman lantas menyebutkan bahwa dirinya tahu batas diri.
Budiman menyebutkan, dirinya pernah meminta Sekjen PDIP untuk tak kembali dicalonkan pada Pileg 2019 karena sudah menjadi anggota DPR selama 2 periode.
Budiman mengaku, dirinya memiliki ketertarikan lain di bilang inovasi sosial dan teknis Revolusi 4.0.
"Saya tahu batas diri saya. Krn itu saya dulu minta izin Sekjen @PDI_Perjuangan utk tdk mencalegkan lagi pd 2019 setelah pernah jd wakil rakyat 2 periode.
Passion saya sdh ke yg lain. Mencari tantangan2 baru dlm inovasi sosial & teknis #Revolusi40," tulis dia.
Budiman juga tampak kembali berkicau soal mati dalam politik.
Budiman menyebutkan bahwa dirinya pernah mati dalam pertarungan kebebasan, namun hidup kembali pada 1998, saat revormasi.
Budiman menyebutkan bahwa hidupnya berlanjut demi kesetaraan melalui UU Desa dan juga untuk periode keduanya di DPR.
Namun, kini ia mati (tak lolos parlemen), dan siap untuk hidup kembali.
"Saya dulu "mati" dlm pertarungan Kebebasan, lantas "hidup" lagi di 1998.
"Hidup" berlanjut demi Kesetaraan lewat @UUDesa & lanjut "hidup" u/ periode ke 2.
Kini saya "mati", tp siap u/ "hidup" lagi bertarung u/ Kemajuan.
1 hal pasti: hidupku tdk membosankan," tulis Budiman.
Dalam kicauan lain, Budiman juga mengaku bahwa 'mati' yang ia rasakan berbeda dengan 'mati' pada 1996.
Ia lantas menyebutkan, jika menang juga rasanya juga pasti akan berbeda dari 'hidup' pada momen 'hidup' di waktu sebelumnya.

"Emosinya gak seseru waktu "mati" 1996 dulu. "Mati" yg sekarang ini rasanya tawar.
Mungkin andai pun menang, menangku pun tawar rasanya (gak spt waktu Soeharto jatuh 1998, lolos DPR pertamakali 2009 & @UUDesa gol pd akhir 2013)," kicau Budiman.
(Tribunnews.com/Tribunwow.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Hasil Dapil 'Neraka' Jatim 7, Andi Arief Sebut Ibas Yudhoyono Lolos ke DPR, Budiman Sudjatmiko Gagal"