Perwira Polisi Dikeroyok di Wonogiri Akan Dirawat di Singapura, 5 Orang Sudah Ditangkap 3 Buron

Seorang dokter dari Singapura didatangkan guna memeriksa perwira polisi yang menjadi korban pengeroyokan.

TRIBUN JATENG/DANIEL ARI PURNOMO
Kapolda Jateng, Irjen Pol Rycko A Dahniel, memberi pernyataan setelah menjenguk Kasat Reskrim Polres Wonogiri, AKP Aditia Mulya di ICU RS Dr Oen Solobaru, Kamis (9/5/2019). 

Kejadian itu diviralkan beberapa netizen yang mengatasnamakan anggota PSHT melalui media sosial Facebook, Rabu (8/5/2019).

Intinya PSHT kalah jumlah oleh PSH Winongo sekaligus ajakan untuk aksi susulan.

Ajakan itu menggerakkan sekitar 5.000 orang anggota PSHT Solo Raya dan beberapa wilayah di Jawa Timur.

Mereka merusak Tugu Lambang Organisasi PSHW Ranting Ngadirojo dan Sidoharjo, malam harinya.

Massa kemudian berpindah ke wilayah Slogohimo.

Mereka berpapasan dengan rombongan Polres Wonogiri yang mengimbau untuk membubarkan diri.

Saat yang sama, AKP Aditia Mulya sempat terpisah dengan rombongan personel yang berpatroli.

Dia yang mengenakan pakaian sipil berada sekitar 200 meter dari lokasi rombongan Polres Wonogiri, tepatnya di kawasan SPBU Sudimoro.

Tak diduga, AKP Aditia tiba-tiba dikeroyok sejumlah orang.

"Dia kritis. Gegar otak dan ada pendarahan di kepala," kata Uri.

Perdamaian Dua Kubu

Di sisi lain, PSHT dan PSH Winongo sepakat berdamai pada Kamis (9/5/2019) sore.

Kesepakatan damai itu ditetapkan di Mapolresta Surakarta yang digagas Kapolda Jateng Irjen Rycko A Dahniel.

Ketua Umum PSHT, Moerdjoko Hadi Widjojo, mengimbau anggota di semua wilayah tidak lagi membuat kericuhan terkait bentrokan di Wonogiri.

"Kemudian yang kedua, anggota Persaudaraan Setia Hati Terate khususnya yang ada di Wonogiri dan Jawa Tengah dilarang melakukan perbuatan balas dendam, anarkis, dan perbuatan-perbuatan lain yang melawan hukum," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Tags
Wonogiri
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved