Pelaku dan Korban Pembunuhan di Lampung Ternyata Terlibat Asmara Sesama Jenis
Pelaku dan Korban Pembunuhan di Lampung Ternyata Terlibat Asmara Sesama Jenis
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: taryono
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Motif pembunuhan ayah dan anak angkat oleh tetangganya di Desa Cimanuk, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran, terungkap.
Antara si pelaku dan korban memiliki hubungan spesial sesama jenis. Keduanya juga terlibat utang piutang.
PERISTIWA pembunuhan ayah dan putra angkatnya, Bustori (53) dan Tegar (5), ini menggegerkan warga Desa Cimanuk, Way Lima, Pesawaran.
Adik korban menemukan Bustori dan anak angkatnya tak bernyawa di rumahnya, Kamis (30/5) lalu sekitar pukul 14.00 WIB.
Tak sampai 24 jam, Jumat (31/5) subuh sekitar pukul 04.45 WIB, tim Polres Pesawaran meringkus tersangka pembunuh Bustori dan Tegar.
Dia lah Andi Nofiandi (35), tetangga Bustori.
Tim yang dipimpin Kepala Satuan Reserse Kriminal Inspektur Satu Hasbi Eko menciduk Andi yang sedang tidur di rumahnya.
Interogasi pun dilakukan di kantor polisi.
Hasilnya, Andi mengakui perbuatannya.
Dimulai dari pengakuan soal hubungan asmara antara Andi dan Bustori hingga soal utang piutang di antara keduanya.
Dua pengakuan itu memiliki keterkaitan.
Dari beberapa kali perjumpaan keduanya, Andi pernah meminjam uang kepada Bustori.
Kapolres Pesawaran Ajun Komisaris Besar Popon Ardianto Sunggoro mengungkapkan Andi setidaknya sudah dua kali meminjam uang kepada Bustori.
"Pertama kali pinjam Rp 4 juta. Kemudian yang kedua kali, Rp 5 juta," kata Popon saat ekspose kasus pembunuhan tersebut di halaman Mapolres Pesawaran, Sabtu (1/6).
Dari dua kali meminjam uang tersebut, Andi diketahui tidak pernah mengembalikan uang kepada Bustori.
Alih-alih membayar utang, Andi justru berniat meminjam uang lagi.
Kali ini nilainya lebih besar, Rp 18 juta.
Namun, saat berjumpa lagi, permintaan Andi yang ketiga itu ditolak Bustori.
Andi pun sakit hati.
Inilah yang kemudian memunculkan niatnya untuk menghabisi korban.
"Tersangka Andi menganiaya korban Bustori karena sakit hati korban tidak meminjaminya uang Rp 18 juta," ujar Kapolres Popon.
Masuk dengan Leluasa
Pada Rabu (29/5) lalu, Andi datang ke rumah Bustori.
Karena sudah biasa dan sering, Andi dengan leluasa bisa masuk ke rumah Bustori tanpa merusak pintu.
Ia datang pada tengah malam sekitar pukul 23.30 WIB.
Setelah masuk ke dalam, Andi langsung menghabisi Bustori dengan linggis yang dipinjam dari tetangganya.
Andi memukul linggis dari belakang hingga korban terjatuh.
Pemukulan diperkirakan dilakukan berulang-ulang hingga mengakibatkan memar di pelipis kiri korban.
Setelah itu, Andi berupaya memindahkan Bustori ke tempat tidur.
Namun ketika itu putra angkat Bustori, Tegar, terbangun.
"Tersangka hendak memindahkan jasad Bustori ke tempat tidur. Tapi, Tegar terbangun. Karena gugup, Andi langsung mengayunkan linggis ke arah leher Tegar," beber Kapolres Popon.
Andi kemudian keluar dari rumah Bustori dengan mengunci terlebih dahulu pintu rumah.
Ia lalu membuang kunci tersebut.
Jasad Bustori dan putra angkatnya baru diketahui pada Kamis siang sekitar pukul 14.00 WIB.
Polisi yang tiba kemudian membawa jasad keduanya ke Rumah Sakit Bhayangkara, Bandar Lampung, untuk proses visum et repertum.
• Aktor Ternama Ini Diusulkan Jadi Menteri Jokowi
• Postingan Terbaru Cinta Laura Seusai Foto Intimnya dengan Pacar Beredar
• Satpam Ini Bikin Heboh Ngaku Imam Mahdi, Di Mimpinya Ia Berhasil Ajak Keluarga ke Tanah Suci
• Kronologi Tewasnya Kanit Reskrim Bripka Afrizal Ditembak Perampok Sadis
• Kabar Duka, Kanit Reskrim Polsek Mesuji Makmur OKI Tewas Ditembak Perampok
Titip Konter
Saat olah tempat kejadian perkara, tim Polres Pesawaran dibantu Polsek Kedondong mendapati dompet korban yang sudah tidak ada isinya.
Sejumlah uang milik korban hilang.
Polisi juga menemukan busa yang keluar dari mulut Tegar.
Soal busa tersebut, polisi masih melakukan pengujian sampel air liur korban.
Pada Kamis malam sekitar pukul 21.00 WIB, tim Polres Pesawaran mulai menemukan petunjuk.
Sejumlah barang bukti dan keterangan saksi mengarah kepada satu terduga pelaku, yaitu Andi Nofiandi, tetangga korban.
Kesehariannya, Andi berdagang pulsa di konter.
Namun, tak seperti biasanya, Andi menitipkan konternya kepada orang lain pada Rabu malam.
Ini diketahui berdasarkan informasi dari beberapa orang yang nongkrong di konter tersebut.
Saat itu, Andi mengaku hendak pergi sebentar.
Informasi lainnya datang dari saksi yang meminjamkan linggis kepada Andi.
Menurut saksi tersebut, Andi mengembalikan linggis pada Kamis pagi.
"Satu saksi lagi adalah orang yang menerima gadaian sepeda motor dari Andi. Pada Kamis siang sebelum jasad korban ditemukan, Andi mengambil motor yang digadai dengan menebus Rp 5 juta," ungkap Kapolres Popon.
Ternyata, uang Rp 5 juta yang digunakan Andi untuk membayar gadaian motor itu merupakan uang dari yang dicuri dari Bustori.
Pengakuan Andi, ia mengambil uang total Rp 15 juta.
Sisa Rp 10 juta rupanya dibakar oleh Andi.
Ditembak
Polisi sempat meminta Andi menunjukkan lokasi pembakaran uang Rp 10 juta yang diambil dari rumah Bustori.
Namun, saat berada di tempat pembakaran uang tersebut, Andi berusaha berontak hingga borgol dari plastik ties terlepas.
"Tersangka lalu berupaya melarikan diri. Petugas kemudian memberikan tembakan peringatan, tapi tidak diindahkan. Petugas akhirnya memberikan tindakan tegas terukur (menembak Andi)," ujar Kapolres Popon.
Total empat peluru menembus kedua kaki Andi. Akibat luka tembak itu, Andi dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Pesawaran untuk mendapat penanganan medis.
Namun, saat hendak dibawa lagi ke Polres Pesawaran, darah masih mengalir dari luka tembak di kaki Andi.
Kemungkinan peluru telah menembus pembuluh darah besar pada kaki Andi hingga mengakibatkan pendarahan.
Polisi lalu membawanya ke RS Bhayangkara.
"Pukul 12.00 siang (Jumat) dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan penanganan di sana. Tapi sehabis (waktu) salat Jumat, tersangka meninggal dunia akibat kehabisan darah," kata Popon.
Setelah dilakukan visum et repertum, jasad Andi dikembalikan kepada keluarganya di Desa Cimanuk, Way Lima, Pesawaran, Jumat pukul 15.00 WIB.
Jasad Andi dimakamkan keluarganya pada pukul 18.45 WIB. (r didik budiawan)