Polisi Sebut Kivlan Zen Berperan Tentukan Target dan Rencana Pembunuhan 5 Tokoh
Polda Metro Jaya mengungkap peran Kivlan Zen dalam kasus pembunuhan berencana terhadap lima tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.
Polisi Sebut Kivlan Zen Berperan Tentukan Target dan Rencana Pembunuhan 5 Tokoh
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Polda Metro Jaya mengungkap peran Mayjen (Purn) Kivlan Zen dalam kasus pembunuhan berencana terhadap lima tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.
Selain itu, Kivlan juga terlibat dalam kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal.
Menurut polisi, peran mantan kepala Staf Kostrad itu terungkap dari keterangan para saksi, pelaku, dan sejumlah barang bukti.
"Berdasarkan fakta, keterangan saksi dan barang bukti, dengan adanya petunjuk dan kesesuaian mereka bermufakat melakukan pembunuhan berencana terhadap empat tokoh nasional dan satu direktur eksekutif lembaga survei," ujar Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Pertama, Kivlan diduga berperan memberi perintah kepada tersangka HK alias I dan AZ untuk mencari eksekutor pembunuhan.
Kivlan memberikan uang Rp 150 juta kepada HK alias I untuk membeli beberapa pucuk senjata api.
Menurut Ade, setelah mendapatkan empat senjata api, Kivlan masih menyuruh HK mencari lagi satu senjata api.
Kivlan juga diduga berperan menetapkan target pembunuhan terhadap empat tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei.
• Kivlan Zen Resmi Ditahan di Rutan POM Guntur, Pengacara: Tak Pernah Pegang Senjata sejak Pensiun
• Tersangka Pemilik Senpi Aksi Tolak Hasil Pilpres 2019, Pernah 3 Bulan Jadi Sopir Kivlan Zen
Keempat target itu adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.
Sementara, pimpinan lembaga survei yang dijadikan target adalah Yunarto Wijaya.
"KZ (Kivlan Zein) memberikan uang Rp 5 juta pada IR untuk melakukan pengintaian, khususnya target pimpinan lembaga survei," kata Ade.
Kuasa Hukum: Itu Hoaks
Kuasa hukum Kivlan Zen, Tonin Tachta, membantah kliennya merencanakan pembunuhan terhadap lima tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.
"Bapak Kivlan Zen tidak pernah merencanakan pembunuhan. Itu adalah hoaks," kata Tonin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/6/2019).
Tonin mengatakan, saat ini pihaknya mengajukan permohonan penangguhan penahanan terhadap Kivlan Zen dengan tujuan kliennya dapat memberikan keterangan secara langsung terkait dugaan upaya pembunuhan tersebut.
Adapun Kivlan ditahan di Rutan Guntur setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus kepemilikan senjata api ilegal.
"Kita sedang minta perlindungan hukum dan jaminan penangguhan sehingga orang bisa tanya langsung ke Pak Kivlan bagaimana ceritanya. Kalau Pak Kivlan (yang memberikan kesaksian) langsung kan enak," kata Tonin.
• Jawaban Kivlan Zen Soal People Power yang Digaungkan Eggi Sudjana, Informasi Baru yang Terkuak
Dijanjikan Liburan ke Mana pun
Irfansyah, salah satu tersangka dalam kasus kepemilikan senjata api ilegal dan pembunuhan berencana terhadap empat tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei, buka suara soal peran Kivlan Zen.
Irfansyah menyebut Kivlan Zen berjanji menjamin kebutuhan keluarga eksekutor hingga memberikan fasilitas berlibur.
"Pak Kivlan bilang, kalau ada yang bisa eksekusi, saya jamin anak istrinya dan bisa liburan ke mana pun," kata Irfansyah menirukan ucapan Kivlan kepadanya dalam video yang ditampilkan kepolisian di Kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Janji Kivlan tersebut diawali dengan pertanyaan apa ada yang bisa menjadi eksekutor untuk melakukan pembunuhan terhadap direktur eksekutif Charta Politika itu.
Irfansyah kemudian diperintah untuk mengamati lokasi kediaman Yunarto dan mengecek kondisi sekitar.
"Pak Kivlan mengeluarkan HP dan menunjukkan foto dan alamat rumah Pak Yunarto pimpinan lembaga quick count," ujar Irfansyah.
Menurutnya, Kivlan memberikan uang Rp 5 juta untuk biaya operasional pemantauan.
Pemberian uang dan permintaan calon eksekutor itu dilakukan saat Irfansyah dan Kivlan bertemu di lapangan parkir masjid di Pondok Indah. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menurut Polri, Peran Kivlan Zen Menentukan Target hingga Rencana Pembunuhan