Akali PPDB Sistem Zonasi, 8 Siswa Pendaftar SMA Favorit Ketahuan Pakai Alamat Sama
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 yang menggunakan sistem zonasi menuai polemik.
Nama siswa tersebut disisipkan ke kartu keluarga ibu kantin sekolah tersebut.
Keempat, ia menemukan kejanggalan untuk data siswa asal Sukaraja, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Dalam PPDB online, data koordinat siswa tersebut hanya 124 meter dari SMAN 3 Bandung.
“Padahal kalau dihitung, jarak Sukaraja-SMAN 3 adalah 5,14 kilometer, tapi di situ tertulis 124 meter,” ungkapnya.
Ia belum mengetahui, apakah kasus keempat ini karena salah penulisan atau memang ada oknum yang bermain.
Terlepas dari itu, ia menduga adanya keterlibatan aparat yang berwenang sehingga siswa-siswa tersebut bisa memiliki alamat yang sama dalam kartu keluarga.
Karenanya ia mendukung Disdik Jabar yang membentuk tim investigasi.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dewi Sartika membenarkan adanya beberapa pendaftar yang menggunakan alamat yang sama.
Untuk menelusuri hal tersebut, pihaknya sudah membentuk tim investigasi untuk mengecek domisili.
Tim yang melibatkan Dinas Kependudukan dan Satpol PP ini mulai bekerja, Rabu (20/6/2019).
“KK-nya memang ada (di alamat tersebut), tapi orangnya (siswa) tidak di sana. Yang Jalan Bali, Kalimantan, dan Sumatera begitu,” tutupnya.
• VIDEO - Jadwal dan Persyaratan PPDB SMP 2019, 41 SMP Negeri di Bandar Lampung Siap Tampung Siswa
Pindah Domisili
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Jawa Barat Dadang Ruhiyat mengatakan, jelang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 banyak orangtua yang mengubah alamat domisili anak agar bisa diterima di sekolah tertentu.
"Kalau dulu kan kecurangannya orangtua yang tiba-tiba buat SKTM (surat keterangan tidak mampu), malah sekarang peluangnya sedikit karena adanya efek zonasi. Sekarang banyak yang mengubah domisili si anak ke yang dekat dengan sekolah yang dituju," kata Dadang, Kamis (20/6/2019).
Dadang tidak menyebutkan berapa jumlah siswa yang ketahuan pindah alamat domisili jelang PPDB.