Mendikbud Tetap Ngotot Jalankan PPDB Zonasi, Harapanya Tidak Ada Lagi Sekolah Favorit dan Buangan

Mendikbud Ngotot Tetap Jalankan PPDB Zonasi, Harapanya Tidak Ada Lagi pembedaan Sekolah Favorit dan Buangan, karena sistem ini banyak manfaat

Penulis: Romi Rinando | Editor: muhammadazhim
KOMPAS.com/Achmad Faizal
Mendikbud Muhajir Effendi di Surabaya, Sabtu (6/8/2016). 

 5. Cukup sosialisasi

Terkait sosialisasi Mendikbud menjelaskan Permendikbud terkait PPDB sistem zonasi sudah diterbitkan sejak bulan Desember 2018.  "Enam bulan kita selalu berkoordinasi dengan dinas-dinas (pendidikan) termasuk membahas zona bayangan. Dari 1.600 skenario zona yang kita tawarkan menjadi 2.600-an berdasarkan masukan-masukan dari dinas pendidikan kota maupun kabupaten," ujarnya.

 Meski demikian, Mendikbud mengakui manfaat zonasi memang tidak bisa serta merta langsung bisa dirasakan. "Tergantung pada komitmen pemerintah daerah, kesadaran dan perubahan mental masyarakat, topangan pemerintah pusat," ujarnya.

 6. Dianut banyak negara 

"Kalau contoh best practise-nya (zonasi) sudah tidak ada yang meragukan. kita bisa lihat Jepang, Korea, dan Australia sudah menerapkan sistem zonasi. Sekarang Malaysia juga sudah menerapkan sistem zonasi juga," ujarnya.

 Pada saat awal, menurut Muhadjir, negara-negara tersebut juga tidak langsung sempurna dalam menjalankan sistem zonasi. "Kalau sudah sempurna, ya tidak perlu zonasi," lanjutnya.

Menurutnya, zonasi merupakan salah satu pilihan terbaik untuk pembangunan pendidikan. Diharapkan nantinya tidak ada lagi pembedaan sekolah favorit atau sekolah buangan. "Semua sekolah harus menjadi sekolah favorit. Jadi nanti juara-juara tidak berasal dari sekoah tertentu namun juga sekolah lain," ujarnya.

 7. Hindari praktik curang

Mendikbud juga menyampaikan dengan pelaksanaan sistem zonasi diharapkan akan menghapus praktik curang dalam penerimaan siswa seperti jual beli bangku atau titipan anak pejabat. "Saya belum ada lihat berita itu. Kita sudah menggandeng KPK, Siber Pungli dan juga Ombusman juga sudah turun lapangan mengawasi," tegasnya. Mendikbud mengingatkan jangan sampai ada oarangtua melakukan kecurangan dalam proses PPDB.

"Kasihan nanti yang akan jadi korban si anak. Anak nanti seumur hidup akan di-bully teman-temannya karena diterima sekolah dengan cara curang," tegasnya. (sumber kompas.com)

 Artikle ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul : Meski Bermasalah, Ini 7 Alasan Mendikbud Ngotot Jalankan PPDB Zonasi

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved