Orangtua Siswa Kecewa Anak Gagal SMPN, Ini Tanggapan Disdikbud Bandar Lampung
Orangtua Siswa Kecewa Anak Gagal SMPN, Ini Tanggapan Disdikbud Bandar Lampung..
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
Orangtua Siswa Protes Jarak Sekolah ke Rumah
Tina warga Jalan Tirta Ria, Gang Melati, Kelurahan Way Kandis, Kecamatan Tanjung Senang, ini kecewa anaknya gagal masuk SMPN 19 Bandar Lampung.
Penyebabnya, panitia PPDB menetapkan jarak antara rumahnya dengan SMPN 19 sejauh 2,4 kilometer.
• 3.378 Pendaftar PPDB SMA/SMK Jalur Zonasi di Lampung Gugur
"Mengacu sistem zonasi, PPDB kan berdasarkan jarak terdekat dari rumah ke sekolah. Saya sudah daftarkan anak di sekolah yang terdekat dari rumah, SMPN 19. Tapi malah nggak masuk. Jarak dari rumah ke sekolah tertulis 2 km lebih," ungkapnya.
Tina semakin kecewa karena mengetahui anak tetangga yang rumahnya hanya berbeda jalan tetapi satu RT dan lingkungan masuk di SMPN 19.
Menurut Tina, jarak dari rumah tetangga itu ke sekolah tertulis hanya 1 km.
"Masa selisih jarak rumah saya dan sekolah dengan rumah tetangga dan sekolah sampai 1,4 km. Itu nggak masuk akal. Rumah saya dan tetangga itu cuma beda berapa rumah. Saya sudah prostes ke pihak sekolah. Tapi masa mereka bilang, yang menentukan jarak itu Google Maps," jelas Tina.
Terkait anjuran Disdikbud Lampung menyekolahkan anak di SMP swasta setelah gagal PPDB jalur zonasi reguler, Tina menyebut jarak rumahnya ke SMP swasta yang kualitasnya baik bisa sampai 10-20 km.
Belum lagi, pendaftaran di SMP-SMP swasta sekarang rata-rata sudah tutup.
"Sudahlah gagal di SMPN pilihan pertama, begitu juga di pilihan kedua. Pilihan ketiga tambah gagal lagi karena jaraknya semakin jauh. Ujung-ujungnya nggak masuk sekolah negeri. Padahal nilai ujian dan rapornya tinggi, cukup berprestasi," kata Tina.
"Sekarang bingung anak mau sekolah di mana," keluhnya.
Dea, SMP warga Way Kandis, mengalami hal serupa.
Ia kini bingung di mana akan menyekolahkan anaknya yang gagal masuk SMPN dari jalur zonasi reguler.
"Sementara sekolah swasta jauh dari rumah. Kalaupun mau masuk sekolah swasta yang bagus, biaya masuknya sampai Rp 8 juta. Mana siap dana segitu. Dari pertama kan berpikirnya masuk sekolah negeri dekat rumah sesuai aturan sistem zonasi," jelasnya.
Danang Sasono, orangtua calon siswa, kecewa anaknya sulit masuk SMPN karena aturan sistem zonasi.