Hanya dalam 3 Bulan, Harta Konglomerat Thailand Ini Naik Rp 24 Triliun

Dilansir dari Bloomberg, Senin (1/7/2019), kekayaan Ratanavadi bertambah sejalan dengan melesatnya pergerakan saham Gulf Energy Development Pcl.

Bloomberg
Kekayaan konglomerat Thailand Sarath Ratanavadi mencapai 6,3 miliar dolar AS (Rp 88,9 triliun). 

Hanya dalam 3 Bulan, Harta Konglomerat Thailand Ini Naik Rp 24 Triliun

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANGKOK - Mungkin belum banyak yang pernah mendengar nama Sarath Ratanavadi.

Dia adalah salah satu orang terkaya di Thailand.

Dilansir dari Bloomberg, Senin (1/7/2019), kekayaan Ratanavadi bertambah sejalan dengan melesatnya pergerakan saham Gulf Energy Development Pcl miliknya.

Ratanavadi menjadi salah satu orang paling tajir di Negeri Gajah Putih.

Kekayaan Ratanavadi, menurut Bloomberg Billionaires Index, mencapai 6,3 miliar dolar AS atau setara sekira Rp 88,9 triliun, naik 1,7 miliar dolar AS atau hampir Rp 24 triliun.

Kekayaan Ratanavadi melonjak dalam tiga bulan, sejalan dengan menguatnya saham Gulf Energy sebesar 23 persen selama tiga bulan terakhir.

Ratanavadi telah mendiversifikasikan kerajaan bisnisnya dari pembangkit listrik di Thailand, Vietnam, dan Oman hingga merambah ke pelabuhan laut dalam.

Tujuannya adalah untuk memperoleh porsi kue kebutuhan infrastruktur Asia Tenggara.

KPK Tetapkan Orang Terkaya di Indonesia Tersangka Korupsi BLBI, Ini Profil Bisnis Sjamsul Nursalim

Terungkap Alasannya, Orang Terkaya Dunia Minta Karyawannya Berhubungan Intim 6 Kali 6 Hari

Menurut pria 54 tahun itu, unit bisnis gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dan kontainer akan mendorong diversifikasi pendapatan Gulf Eenergy tak hanya dari energi.

"Fokus utama saya adalah pertumbuhan stabil dan kuat dalam jangka panjang, ketimbang pergerakan harga saham jangka pendek. Kami terus mencari proyek-proyek yang akan mendukung bisnis energi yang sudah eksisting," ujar Ratanavadi.

Ia merupakan salah satu elite di dalam industri energi dan listrik.

Bloomberg Billionaires Index menunjukkan bahwa ia berada di peringkat ketiga di Asia, di bawah Mukesh Ambani dan Gautam Adani.

Namun demikian, menurut Aberdeen Standard Investments, reli saham Gulf Energy baru-baru ini mendorong valuasi perusahaan itu ke level yang sangat mahal.

"Sebagian besar investor terlalu agresif terhadap outlook kinerja keuangan Gulf. Ini adalah tantangan yang besar bagi perseroan untuk mencapai optimisme pertumbuhan itu," jelas Adithep Vanabriksha, direktur investasi Aberdeen Standard Investments.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved