Tribun Bandar Lampung

Pascakebakaran Ponpes di Gunung Terang, Santri Tetap Belajar di Rumah Induk

Proses belajar mengajar para santri Pondok Pesantren Salafiyah Al Hijrotul Munawaroh tak berhenti meskipun kebakaran hebat baru terjadi di ponpes.

Editor: Yoso Muliawan
Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa
Tim gabungan membersihkan dan mengumpulkan puing-puing bangunan Ponpes Salafiyah Al Hijrotul Munawaroh yang terbakar, Selasa (16/7/2019). 

"Tadi (Senin) malam Pak Wali (Kota Herman HN) sudah ke sana. Saya juga sudah ke sana. Tadi kami bantu. Ada pakaian layak pakai beberapa karung," ujar Kepala Dissos Bandar Lampung Tole Dailami, Selasa (16/7/2019).

Pihaknya telah meminta izin kepada kiai ponpes untuk menyampaikan bantuan pakaian layak pakai. Sebab, informasi yang masuk ke dissos, pakaian para santri ludes terbakar.

"Kami antar beberapa karung, satu mobil, kira-kira cukup untuk 50-60 santri. Kami antar juga air mineral 50 dus dan mi instan 50 dus," kata Tole.

Mengenai bantuan dalam bentuk dana, Tole menyatakan sedang dalam pengusulan.

"Masih dalam proses pengusulan. Melihat kondisi keuangan dulu," ujarnya.

Berdasarkan hitungan pihak kecamatan, ungkap Tole, kerugian materi mencapai Rp 550 juta. Bangunan permanen maupun geribik habis terbakar.

"Akan ada bantuan uang sesuai perintah Pak Wali. Untuk masyarakat, kami mengimbau kalau ada kelebihan rezeki untuk ikut membantu," pesan Tole.

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Bandar Lampung akan menunggu hasil survei sebelum menurunkan dana bantuan terkait musibah kebakaran di Ponpes Salafiyah Al Hijrotul Munawaroh.

"Sebetulnya kita punya program bantuan untuk ponpes. Tapi apakah (bantuan kebakaran) masuk dalam koridor (program bantuan ponpes) itu atau sendiri, kita tunggu," kata Kepala BPKAD Bandar Lampung Trisno Andreas, Selasa (16/7/2019).

Adapun pihak yang melakukan survei kondisi kebakaran adalah lurah dan camat. Laporannya kemudian masuk ke Dissos Bandar Lampung.

"Kemudian dari dissos ke Pak Wali Kota, baru ke kami," ujar Trisno.

Menurut Trisno, jumlah dana bantuan nantinya tergantung nilai kerugian. Namun ia memastikan jumlahnya tidak mungkin 100 persen.

"Apakah sampai Rp 500 juta? Tidak mungkin, karena bantuan ponpes per tahun saja tidak sampai segitu," kata Trisno. "Namanya dana supporting untuk mengurangi kerugian. Kalau ada musibah, pasti ada yang rugi," imbuhnya. (Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa/Eka Sholichin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved