Situs Dukcapil Kemendagri Diretas, Inilah Laman Resmi Pemerintah yang Pernah Di-hack
Situs Dukcapil Kemendagri Diretas, Inilah Laman Resmi Pemerintah yang Pernah Di-hack
Penulis: Romi Rinando | Editor: taryono
Juru Bicara Presiden saat itu, Julian Aladrin Pasha mengatakan pembobolan tersebut bukan terjadi di server utama, melainkan di beberapa provider.
Pihak kepresidenan pun juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi serta kepolisian terkait peretasan tersebut.
Pelaku peretasan tersebut berhasil ditangkap oleh Cyber Crime Mabes Polri.
Ia adalah Wildan Yani Ashari, luluasn STM jurusan Teknik Bangunan.
Wildan masih berusia 19 tahun pada waktu ditangkap dan memiliki bahkan teknologi informasi (IT) yang sangat luar biasa.
4. Situs Komisi Pemilihan Umum Yogyakarta

Jelang Pemilihan Walikota dan wakil walikota Yogyakarta, halaman resmi milik KPU Kota Yogyakarta diretas. (Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)
Dilansir dari Kompas.com, jelang pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah Kota Yogyakarta, situs web resmi milik Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta diretas, Jumat (10/2/2017) pagi.
Kelompok peretas tersebut menamakan diri Gadjah Mada Clown Hacktivism Team.
Mereka mengubah tampilan laman situs www.kpu-jogjakota.go.id dengan warna hitam dan ada gambar badut.
Peretas menuliskan pesan "Permisi pak/buk mau nanya? Bukannya Jogja dipimpin sama Sultan ya? Kan gak ada pemilu dong. Jadi gunanya KPU buat apaan ya pak/buk?"
Ketua KPU Kota Yogyakarta Wawan Budiyanto membenarkan adanya peretasan itu.
Wawan menjelaskan, situs tersebut digunakan untuk sosialiasi kegiatan dan aktivitas pilkada di Yogyakarta.
Peretasan ini merupakan kali pertama.
5. Situs Kementerian Komunikasi dan Informatika

Tampilan laman dumas kominfo yang diduga menjadi korban deface oleh hacker (14/6/2016). (Tribun Bali)
Laman pengaduan masyarakat (Dumas) situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjadi korban peretasan hacker pada tahun 2016.
Peretasan tersebut terjadi diduga terkait wacana pemblokiran Google dan YouTube yang ramai pada masa itu.
Peretasan dilakukan pada, Selasa (14/6/2016) malam.
Hacker menggantikan tampilan laman depan menjadi beberapa baris pesan 'curhat' terkait dua perkara di atas.
"Internet tidak negative, pemakaianyalah yang membuatnya negative. Bukan blokir solusinya, tapi perbaiki moral penggunanya," tulis sang hacker.
Pada saat situs tersebut diakses pada, Rabu (15/6/2016), situ dumas.kominfo.go.id tidak bisa diakses dan hanya menampilkan kode '404' (laman tidak ditemukan).
Wacana pemblokiran Google dan YouTube sempat membuat heboh ketika dilontarkan oleh Sekjen ICMI Jafar Hafsah, minggu lalu.
Meski sudah dibantah oleh ketua dan wakil ketua ICMI, wacana tersebut tak urung mengundang perhatian dari netizen, termasuk kalangan hacker.
Sebelum Dumas kominfo, situs ICMI sudah lebih dulu menjadi korban petasan sehingga terpaksa ditutup untuk sementara waktu. (sumber kompas.com)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul :