Sosok Jenderal Tempur yang Dikagumi Luhut Pandjaitan, Luhut Sampai Rela Tak Jadi Danjen Kopassus

Sosok Jenderal Tempur yang Dikagumi Luhut Pandjaitan, Luhut Rela Tak Jadi Pangdam karena Kesetiaan.

Penulis: Wakos Reza Gautama | Editor: wakos reza gautama
Facebook Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan ziarah ke makam Jenderal Benny Moerdani 

Luhut pun memutuskan berziarah ke makam Benny Moerdani yang berada di Taman Makam Pahlawan (TMP) Nasional Kalibata.

"Tiba-tiba Saya Teringat Pak Benny.

Suatu sore, saya tiba-tiba teringat kepada almarhum Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benyamin (Benny) Moerdani, salah satu jenderal tempur TNI yang saya kagumi. Saya memang sudah beberapa waktu tidak berziarah ke makamnya.

Saya pada suatu pagi minggu lalu memutuskan untuk berziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Nasional Kalibata. Di pusara beliau saya memberi hormat penuh lalu mendoakan agar arwahnya diterima di sisi Nya sesuai dengan amal jasanya sewaktu masih hidup. Kemudian saya sentuh batu nisannya. Saya baca tulisan di nisan itu, beliau meninggal pada 29 Agustus 2004, setelah dirawat beberapa waktu di RSPAD Gatot Soebroto. Usianya 72 tahun. Relatif masih muda.

Beberapa lama saya pandang pusaranya yang sederhana, sesederhana ribuan pusara lain di TMP Kalibata yang seolah mengisyaratkan bahwa bila wafat, hanya gundukan tanah seluas 1 x 2 meter itulah yang tersisa. Betapa pun kayanya seseorang, betapa berkuasanya sewaktu masih sehidup; hanya tanah itu yang menandakan bahwa ada sesosok manusia yang pernah hidup di dunia."

Luhut mengaku mengenal sosok Benny Moerdani saat masih berpangkat Mayor.

Menurut Luhut, sebagai atasannya berpangkat jenderal, Benny Moerdani tak segan-segan menelepon dirinya menanyakan mengenai pendidikan yang sedang dijalaninya.

Ya pada waktu itu Luhut bersama Prabowo Subianto diutus menjalani pendidikan mengenai pasukan anti teror di Jerman Barat.

"Almarhum Pak Benny saya kagumi sejak saya masih perwira menengah TNI-AD. Saya mulai kenal beliau sejak saya berpangkat Mayor, sebelum saya bersama Kapten Inf. Prabowo Subianto dikirim untuk belajar mengenai pasukan anti-teror di GSG-9 di Jerman Barat. Meski waktu itu Pak Benny berpangkat Letjen dan menjabat Asintel Hankam/ABRI, dari waktu ke waktu ia selalu minta saya berikan laporan kemajuan sekolah kami. Ia tidak malu menelepon saya dan mengajukan pertanyaan yang mendetail."

Pulang dari pendidikan, Luhut dipercaya memimpin pasukan anti teror pertama di Indonesia, Detasemen 81 (Den-81).

Sejak itu, Benny Moerdani sering memanggil Luhut ke kantornya. Banyak hal yang mereka bicarakan mengenai kemiliteran.

Saking intens nya berinteraksi dengan Benny Moerdani, Luhut makin mengenal sosok jenderal tersebut.

"Setelah pulang dan saya mulai memimpin pasukan anti-teror pertama di Indonesia yaitu Datasemen 81 (Den-81), saya sering dipanggil menghadap Pak Benny di kantornya di Jalan Sahardjo (sekarang lokasinya menjadi Balai Prajurit TNI), entah menanyakan pelatihan pasukan yang baru itu, atau lain-lain. Dari situ saya mendapat kesan khusus mengenai betapa ia memiliki karakter yang sangat kuat. Auranya memancarkan wibawa ditambah dengan wajahnya yang keras dan jarang tersenyum. Saya kagum bahwa loyalitas kepada pimpinan negara dan NKRI tidak perlu dipertanyakan lagi. Setiap kata atau tindakannya mencerminkan, menurut istilah masa kini, kesetiaan yang tegak lurus ke atas."

Luhut menceritakan mengenai loyalitas Benny Moerdani terhadap pimpinannya saat itu Presiden Soeharto.

Saking loyalnya menjaga presiden, Benny Moerdani bahkan mengancam Luhut jika tidak bisa mengamankan presiden.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved