Megawati Minta Jatah Menteri Paling Banyak, Pengamat: Tidak Percaya Diri
Megawati Minta Jatah Menteri Paling Banyak, Pengamat: Menunjukkan Tidak Percaya Diri
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada pembukaan Kongres V di Sanur Bali kemarin menuai banyak reaksi dari publik.
Selain pidatonya yang terlihat santai, Megawati justru dinilai tampak tidak percaya diri soal jatah kursi menteri di Kabinet Jokowi.
Pada pidatonya itu, Megawati meminta kepada Jokowi agar PDIP diberi jatah kursi menteri yang paling banyak.
"Iya donk, orang yang nggak dapet aja minta," kata Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya.
"Ini di dalam kongres partai Bapak Presiden, saya meminta dengan hormat bahwa PDIP akan masuk ke dalam kabinet dengan jumlah menteri yang harus terbanyak," katanya lagi.
Hal itu pun ditanggapi oleh Jokowi masih dalam acara yang sama.
"Saya ingin menjawab apa yang disampaikan oleh Bu Mega tadi, mengenai menteri, tadi Bu Mega kan menyampaikan jangan empat donk, tapi kalau kalau yang lain dua dan PDIP empat kan sudah dua kali. Jadi kalau nanti yang lain tiga, mesti PDIP? Belum tentu juga, tapi yang jelas PDI-P pasti yang terbanyak, itu jaminannya saya," jawab Jokowi.
Menanggapi hal itu, Arif Zulfikar mengatakan kalau ia melihat ada yang paradoksal dalam pidatonya Megawati sebagai pemenang nomor satu.
"Pertama ada sikap confident yang luar biasa, pidatonya sangat tenang, rileks, mencoba melucu, dan menggambarkan bagaimana di confidence, dan mengatakan hal-hal yang menunjukkan bahwa dia adalah pemenang," katanya dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube CNN Indonesia, Sabtu (10/8/2019).
Namun menurutnya, permintaan Megawati soal jatah kursi kabinet justru menunjukkan hal sebaliknya.
"Tapi di lain pihak dia mengatakan bahwa presiden terpilih harus memilih 10 minimal kader PDIP untuk masuk kabinet, menurut saya itu menunjukkan sesuatu yang tidak confident," jelasnya.

Padahal menurut dia,tanpa diminta pun, Jokowi sudah pasti akan melakukan hal tersebut.
"Karena tanpa pasti Jokowi akan mengambil langkah-langkah yang patut, fatsun politiknya yang adalah bahwa dia pemenang maka dia mendapatkan kursi terbanyak," kata dia.
Bahkan Arif Zulfikar mengatakan kalau pernyataan Megawati itu sungguh tak elok.
"Mengatakan 10 di depan Jokowi menurut saya, saya merasa ada yang tidak elok di situ, ya Jokowi pasti akan melakukan itu, tapi jumlahnya kan hak progratif presiden," tambahnya.