Tribun Bandar Lampung
Siswa Lampung Juara 3 Artala Orienteering Competition Nasional, Bintang Tertarik karena Unik
Satu lagi siswa Lampung menorehkan prestasi di kancah nasional: Muhammad Bintang Ramadhan.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Satu lagi siswa Lampung menorehkan prestasi di kancah nasional: Muhammad Bintang Ramadhan.
Siswa kelas 11 IPS 1 SMA Negeri 9 Bandar Lampung ini menyabet juara ketiga Artala Orienteering Competition III Tingkat Nasional. Bagaimana ceritanya?
Bintang sedang istirahat siang bersama teman-temannya saat berbincang dengan Tribun Lampung di SMAN 9 Bandar Lampung, Jumat (9/8/2019).
Dalam perbincangan itu, ia tak bisa menutupi kegembiraannya menjadi juara ketiga kategori U-21 Putra Artala Orienteering Competition Nasional.
Bintang menceritakan Artala Orienteering Competition merupakan kompetisi mencari 15 titik menggunakan peta dan kompas. Waktunya maksimal tiga jam.
Kompetisi itu berlangsung di Desa Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung, 3-4 Agustus lalu.
Peserta yang tercepat menemukan 15 titik menjadi pemenangnya.
Bintang sukses menemukan 15 titik dalam waktu 1 jam 34 menit 15 detik.
• Siswa SMAN 9 Bandar Lampung Juara III Artala Orienteering Competition Tingkat Nasional
Sebagai penanda telah menemukan titik, panitia membekali setiap peserta dengan kertas kontrol.
Setiap menemukan titik, peserta melubangi kertas kontrol.
Peserta juga memegang peta khusus dari panitia untuk orienteering. Selain itu, peserta membawa sendiri kompas.
Sebelum mengikuti kompetisi, Bintang menjalani latihan dengan tidak mudah.
Setiap hari, ia latihan mulai pukul 15.30 hingga 18.00 WIB bersama pelatih.
Bahkan beberapa kali Bintang berlatih sampai malam pukul 21.00 WIB.
Bintang latihan mulai dari joging, push up, sit up, dan membaca peta, termasuk simbol-simbol dalam peta.
Ia juga latihan membaca peta, push up, dan sit up di rumah dengan waktu tak tentu.
"Kapan aja ada waktu, latihan. Kadang sampai lelah kalau sekolah dan mengerjakan tugas," tuturnya.
• Viral Mahasiswa Cium Ibu yang Meninggal Jelang Sidang Skripsi: Besok Mama Liat Aku ya dari Surga
Agar lelah karena latihan tak membuat tubuh drop, Bintang menjaga pola makan.
Sebisa mungkin ia selalu mengonsumsi makanan sehat.
"Sehari sebelum kompetisi, latihan di Gunung Betung (Pesawaran). Nggak lelah, tapi malah makin semangat," kata Bintang.
Bintang mengetahui tentang orienteering dari Pecinta Alam SMAN 9 (Pasmala) Bandar Lampung, tempatnya bergabung.
Pasmala pernah mendatangkan Federasi Orienteering Nasional Indonesia (FONI) Lampung pada Mei lalu.
Ketika itu, Bintang dan teman-temannya mendapat tawaran berlatih orienteering.
Ia dan teman-temannya langsung setuju karena merasa orienteering unik.
Pada 31 Juli, Bintang memperoleh pemberitahuan akan ada Artala Orienteering Competition III Tingkat Nasional.
Tanpa ragu, ia dan Irfansyah Abyutamir, rekannya dari kelas 11 IPA 1, ikut serta.
Hasilnya, Bintang menyabet juara ketiga kategori U-21 Putra. Sayangnya, Irfan kalah.
• Temuan Baru 5 Mahasiswa IPB: Mi Instan untuk Obati Masalah Perempuan, dari ASI hingga PMS
Potensial
Deddy E Setiawan, pelatih Bintang, tak mengira anak asuhnya menang.
Sebab, beber dia, Bintang tergolong baru di dunia orienteering.
Saat kompetisi, ia hanya berpesan agar Bontang optimistis menang.
"Yakin aja, karena Bintang sudah tahu teknisnya," ujar Deddy. "Bintang memang sangat berpotensi di orienteering," imbuhnya.
Potensi Bintang, menurut Deddy, sudah terlihat sejak ia pertama kali bertemu Bintang di SMAN 9.
Ketika itu, ia mengisi materi tentang navigasi darat dan orienteering game.
Selama materi, ungkap deddy, Bintang kebanyakan tertawa saja. Namun, ketika simulasi, potensi Bintang muncul.
"Melihat potensi itu, saya rangkul Bintang. Saya ajak latihan serius di orienteering. Ternyata Bintang mau. Padahal saya tahu Bintang selama ini menekuni futsal, tidak pernah orienteering," jelas Deddy. "Selama latihan, saya menempatkan diri sebagai pelatih sekaligus teman bagi Bintang," sambung ketua Gurka Orienteering Club (GOC) serta anggota Bidang Kompetisi dan Pelatihan FONI ini.
• Tanam 1.000 Pohon dan Papermob Lafaz Allah, Pengenalan 6.435 Mahasiswa Baru UIN Raden Intan
Selama latihan membaca peta dan kompas, daya tangkap Bintang cukup bagus.
Ia menghafal warna-warna pada peta. Seperti warna vegetasi yang bisa untuk berlari dan tidak.
Pada latihan membaca kompas, ia membaca delapan arah mata angin.
Deddy juga sering melatih Bintang dengan memberi tabel CO2. Bintang wajib mengisi tabel itu setiap lari, pukul 14.00-16.00 WIB.
Ada pula tabel O2. Bintang wajib mengisinya setiap kali lari pagi, pukul 05.30-08.00 WIB.
Tak hanya itu, ia juga harus latihan endurance dengan berlari minimal 8-12 kilometer setiap pekan.
Siti Saroh (41), ibunda Bintang, tak menyangka anaknya bisa juara ketiga Artala Orienteering Competition III Tingkat Nasional.
Selama ini, ia hanya tahu Bintang hobi bermain futsal.
Saat Bintang latihan membaca peta di rumah, Siti berpikir itu hanya untuk tugas sekolah.
"Latihan sit up dan push up juga. Saya anggap itu biasa bagi remaja laki-laki seusia Bintang. Saya nggak banyak tanya," tuturnya.
(tribunlampung.co.id/jelita dini kinanti)