Perampokan Sadis di Ulubelu
BREAKING NEWS - Jadi Korban Perampokan, Adik Ipar Supriadi Trauma. Selalu Teriak Setiap Lihat Lelaki
Pasca aksi perampokan sadis di Pekon Sinar Banten, Ulubelu, Tanggamus, adik ipar Supriadi trauma.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Teguh Prasetyo
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pasca aksi perampokan sadis di Pekon Sinar Banten, Ulubelu, Tanggamus, adik ipar Supriadi trauma.
Hal ini diungkapkan oleh Supriadi (57) yang menjalani perawatan intensif di Ruang Anggrek, Rumah Sakit Imanuel, Senin 12 Agustus 2019.
"Setelah kejadian ini, adik ipar saya (Arita Sari) trauma, belum normal, kalau lihat laki-laki teriak-teriak," terangnya.
Meski demikian, Supriadi mengaku adiknya yang paling berjasa lantaran memberanikan diri keluar rumah meminta tolong ke warga sekitar.
"Jadi kan hp saya, istri rusak semua. Memang dirusak sama pelaku, dan yang masih utuh hp adik saya," terangnya.
"Tapi setelah ditelfon berulang kali, gak ada teman yang ngangkat, dan adik saya ini memberanikan diri keluar nekat nyari bidan, karena luka saya memang parah, sedang pelaku baru keluar," imbuhnya.
Supriadi menambahkan jika pelaku komplotan pencuri tersebut pergi menggunakan sepeda motor.
"Kalau didengar suaranya pakai sepeda motor Vega," tandasnya.
• Ditembak dan Dibacok, Warga Tanggamus Jadi Korban Perampokan Sadis, Uang Rp 400 Juta Dibawa Kabur
Sebelumnya diberitakan, dua hari sudah, Supriadi (57), menjalani perawatan intensif di Ruang Anggrek, Rumah Sakit Imanuel, Bandar Lampung.
Supriadi menjadi korban pencurian dan penganiayaan oleh kawanan perampok dirumahnya sendiri di Pekon Sinar Banten, Ulubelu, Tanggamus, pada Sabtu 10 Agustus 2019, sekitar pukul 02.30 wib.
Pantauan Tribun Lampung, Supriadi dirawat secara intensif di ruang 401 lantai 4.
Dua selang masih tertancap di kepalanya, tepat di bagian luka bacok yang diberikan oleh kawanan perampok saat melakukan perlawanan.
Perban pun masih menempel di kepalanya.
Supriadi pun masih terbaring di atas ranjang lantaran selain luka di kepala, ia juga terkena luka tembak di kedua kaki dan tangan kanan.
Saat ditemui, Supriadi mengaku lebih baik dibandingkan sebelum saat setelah terjadi peristiwa perampokan.
"Dua hari disini, baru operasi, jadi sempat dirawat ke Pringsewu terus dirujuk kesini, ya ginilah (kondisinya)," katanya, Senin 12 Agustus 2019.
• Perampokan Money Changer, Karyawati Rebut Pistol dan Todong Balik Perampok
Supriadi pun menuturkan kejadian bermula saat ia tengah terlelap tidur bersama anak dan istrinya.
"Itu sekitar jam 3 pagi, saya kebangun mendengar orang mukul pintu rumah belakang," ungkapnya.
Supriadi pun kaget mengetahui jika pintu rumahnya bagian bawah dijebol oleh kawanan perampok menggunakan palu godem.
"Jadi masuknya merangkak dari pintu bagian bawah yang dijebol," ujarnya pelan.
Supriadi mengaku setidaknya ada empat pelaku yang masuk ke dalam rumahnya, dengan membawa senjata api, obeng, senter, dan godam.
"Kemudian saya minta tolong, saya teriak-teriak ada 10 kali saya teriak sampai suara saya serak," ujarnya.
Namun teriakan tolong Supriadi tak mengundang warga, melainkan empat perampok tersebut langsung menuju kamarnya.
"Mereka masuk lalu gedor pintu kamar saya, saya kunci kamar saya dan saya sembunyi di balik pintu," paparnya.
• Telepon Tak Diangkat, Sang Anak Kaget Orangtuanya Jadi Korban Perampokan hingga Tewas Dibunuh
Namun, kawanan perampok tak mau menyerah, Supriadi mengaku pintu kamarnya dijebol menggunakan palu godam.
"Pintu kamar saya dijebol bagian atas, setelah jebol, senjata api dan senter diarahkan ke anak istri saya yang ada di atas ranjang," ucapnya.
Supriadi pun kaget melihat adik iparnya Arita Sari (19), sudah ditawan oleh komplotan perampok yang menyatroni rumahnya.
"Dan meraka tahu saya sembunyi di balik pintu, lalu dibrondong senpi, saya keluar, karena saya takut adik ipar dan anak istri saya yang jadi sasaran, padahal saya sempat mau ambil clurit," tuturnya.
Setelah menjauh dari pintu, salah satu kawanan perampok membuka pintu kamar dari luar.
"Setelah masuk langsung kearah saya, seingat saya semuanya bawa senpi, tapi pelurunya sudah habis buat brondong tadi, kamudian salah satu yang bawa airsoft gun datangi saya," sebutnya.
"Saya rebut senjatanya dia malah nembak kena tangan kanan saya dua kali, terus senjatanya diarakan ke perut saya, dari pada kena badan saya, saya tahan ke arah bawah, dan meletus kena kaki kanan saya sebanyak tiga, dan kiri dua, kena tulang lagi," imbuhnya.
Setelah tak berdaya, Supriadi mengaku hanya bisa pasrah tertunduk kesakitan.
• Pemuda 25 Tahun Jadi Otak Perampokan Emas Rp 1 Miliar, Kabur Saat Pesta Miras Berakhir Tragis
"Saat tertunduk saya dirangkul adik ipar dia bilang jangan bubuh kakak saya kemudaia di bacok dibagian kepala sambil nendang muka bagian kanan saya," sebutnya.
"Saat akan dibacok lagi, adik ipar saya megangin golok, pelaku sempat bilang, jangan pegang nanti kamu terluka, tapi tahu sendiri golok dipegang tetap terluka, adik ipar saya teriak minta tolong agar saya tidak dibunuh," tambahnya.
Kemudian, Supriadi mengaku ditawan dengan mengarahkan senter ke mukanya.
"Anak istri saya sempat diancam, anak saya luka disikut, dan anak saya yang nunjukin lokasi uangnya, karena anak saya mau dibunuh, dan istri saya ditampar karena gak mau ngomong tempat nyimpan uang," kenangnya.
Supriadi mengatakan, saat itu istrinya sempat memohon dan suruh ambil semua harta asalkan nyawa mereka selamat.
"Kemudian mereka ambil uang hampir Rp 500 juta dan emas 110 gram, saya sudah gak bisa apa-apa, kepala saya sudah darah semua," tandasnya.
(tribunlampung.co.id/hanif mustafa)