Tribun Bandar Lampung
Kemeriahan HUT ke-74 RI, Lomba Panjat Batang Pisang Berhadiah Ayam Hingga Lomba Merias Suami
Kemeriahan HUT ke-74 RI, Lomba Panjat Batang Pisang Berhadiah Ayam Hingga Lomba Merias Suami
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Ahmad Sholichin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Mungkin hal biasa jika kita dapati perlombaan panjat pinang menggunakan bahan pohon pinang dalam setiap perlombaan memperingati 17 an kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
Namun bagaimana jadinya jika bahan dasarnya menggunakan batang pohon pisang.
Hal ini seperti didapati pada perlombaan memperingati HUT ke 74 Republik Indonesia di Jl. Kimaja Gg. Berti Kelurahan Kedaton, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung.
Kegiatan lomba panjat pinang untuk anak-anak umur dari 12 - 16 tahun yang diikuti tujuh tim digelar pada Minggu (18/8/2019) sore.
Sementara tim dewasa yang ikut menyambung gelaran tersebut terbagi sebanyak empat tim.
Teriak histeria penonton yang merupakan warga sekitar pecah ketika kelompok partisipan peserta yang terdiri dari tiga orang kesulitan untuk memanjat dan menggapai batang pohon pisang setinggi empat meteran.
Sejak dimulai perlombaan sekitar pukul 15.30 WIB sampai pukul 16.30 WIB tak kunjung satupun kelompok berhasil menggapai beragam hadiah yang ada dipucuk batang.
Walaupun kondisi para peserta lomba penuh dengan tanah merah disekujur badan dari rambut, wajah, badan, hingga celana yang dikenakan tak menyurutkan semangat mereka untuk menggapai hadiah.
Beragam hadiah yang dapat diperebutkan di antaranya wajan, kerupuk, sprite, ayam kampung, hingga uang mulai Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, hingga Rp 100 ribu.
Setelah berkutat hampir dua jam lamanya akhirnya satu tim peserta berhasil naik hingga ke pucuk batang pisang dan mengibarkan bendera merah putih.
• Prakiraan Cuaca BMKG Lampung Senin 19 Agustus 2019
Tim tersebut digawangi oleh Teguh dan kedua temanya yaitu Danu dan Mamat.
Padahal tim tersebut sudah tiga sampai empat kali gagal mencoba untuk meraih puncak batang pohon pisang.
Teguh yang sudah menaiki puncak batang pisang langsung meraih uang terbesar Rp 100 ribu sebagai hadiah dalam perlombaan.
• Lagi, Kabupaten Lampung Timur Sabet Juara Umum Kategori Anjungan
Kemudian, menurunkan satu persatu hadiah dalam perlombaan tersebut di antaranya gayung, wajan, mi instan, ayam, uang tunai mulai Rp 2 ribu-Rp 100 ribu dan masih banyak lagi.
Teguh Santoso (18) merasa senang dan bahagia bisa meraih puncak batang pohon pisang sesudah beberapa kali mengalami kegagalan.
"Ya senang bisa dapat. Tahun lalu Alhamdulillah saya dapat juga," ungkap Teguh di lokasi perlombaan, Minggu (18/8/2019).
Menurutnya, keberhasilan dapat meraih juara tidak terlepas dari kekompakan timnya tersebut. "Tipsnya bisa juara ya kekompakan saja. Tadi sempat gagal sih tiga sampai empat kalian," katanya.
Hadiah yang didapat nanti akan dibagi-bagikan dengan teman-teman yang mengikuti perlombaan tadi. "Uang Rp 100 ribu saya ambil buat sendiri," selorohnya.
Ia berharap dengan digelarnya perlombaan seperti ini semakin kompak saja dan suapaya tahu bagaimana rasa sulitnya perjuangan pahlawan kemerdekaan.
"Kalau kemerdekaan saya maknai bebas dari penjajahan dan korupsi saja," tandas siswa yang bersekolah di STM 2 Mei tersebut.
Sementara Wakil Panitia Penyelenggara Muhyadi menuturkan bahwa kegiatan panjang pinang menggunakan batang pisang sudah dilaksanakan dua kali.
Menurutnya, ide menggunakan bahan batang pohon pisang dari teman-teman panitia penyelenggara. "Ya kan mudah mencari bahannya dan tidak berbahaya buat anak-anak kecil," terangnya.
Ia mengatakan kegiatan panjat batang pohon pisang setinggi kurang lebih empat meter tersebut tidak hanya diperuntukkan anak-anak saja.
"Jadi kalau anak-anak gak mampu maka orang-orang tua yang maju. Soalnya kalau udah sore kita bebasin," paparnya.
Ia mengharapkan dengan digelarnya perlombaan seperti ini tahun depan lebih ramai lagi dan bersatu lagi. "Karena kalau ini dibandingkan dengan pejuang terdahulu tidak ada apa-apa," pungkasnya.
Perlombaan unik lainnya juga diselenggarakan di Perumahan Cluster Citra Mas yang berlokasi di Kelurahan Kemiling Permai Kecamatan Kemiling.
Salah satu perlombaan unik dan menarik perhatian warga yang menonton adalah merias para suami yang dilakukan oleh para istri yang ditutup matanya.
Jumlah peserta yang mengikuti sebanyak 16 pasangan suami istri. Keseruan tampak terlihat ketika sang suami yang mengenakan daster ketika dimakeup oleh masing-masing istri.
Salah satu pasangan peserta Rika Ratnasari menuturkan peserta yang mengikuti perlombaan merias suami oleh istri diikuti sekitar sebanyak 16 pasangan suami-istri.
Menurutnya, peralatan yang disiapkan alat makeup pribadi seadanya. "Ya memang agak kesulitan karena mata ditutup masker jadi meraba-raba takut salah bagian yang harus dimake-up. Ya sekitar lima menitan lah make-upnya tadi," tandasnya.
(Tribunlampung.co.id/Eka Ahmad Sholichin)