Ternyata Banyak yang Mengenakan Pakaian Dalam Lebih dari Sehari, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

Sementara orang-orang yang sangat peduli tentang kesehatan akan mengganti pakaian dalam mereka sehari sekali atau setiap setelah mandi.

Penulis: Beni Yulianto | Editor: wakos reza gautama
intisari online
Ilustrasi - Hasil penelitian masih banyak yang mengenakan pakaian dalam lebih dari sehari. Lalu bagaimana dampaknya bagi kesehatan? 

"Jika Anda berbicara sekitar satu atau dua minggu, sekarang kita memasuki pertumbuhan organisme yang kuat dan jelas akan ada bau."

Tapi yang perlu ditekankan adalah kondisi tersebut jika kita rajin membersihkan diri setelah penggunaan kamar kecil.

Lalu bagaimana dengan pakaian dalam yang sudah di rotasi sejak lama?

Penitian ini melaporkan 38 persen orang Amerika tidak tahu berapa lama mereka memiliki pakaian dalam tertua mereka.

Sekali lagi, Tierno mengatakan kebanyakan orang tidak perlu terlalu khawatir, selama pakaian dalam telah dicuci secara teratur setelah digunakan.

"Satu-satunya saat Anda menggantinya adalah jika menjadi kotor atau jika menjadi tidak berguna secara fungsional," katanya.

Untuk menjaga kesehatan terbaik, Tierno merekomendasikan kebersihan pribadi, makanan, dan rumah yang baik.

Diceraikan karena Pakaian Dalam

Apa yang akan Anda lakukan sebagai seorang wanita saat melihat suami Anda gemar dandan dan memakai pakaian dalam wanita?

Seorang perempuan di Turki mengajukan gugatan cerai dan menuntut kompensasi finansial, setelah tak tahan dengan kebiasaan suaminya mengenakan pakaian dalam wanita di dalam rumah.

Diberitakan media Turki, Hurriyet News, pengacara pihak wanita mengatakan kepada pers setelah mengajukan proses perceraian kepada Pengadilan Keluarga di Gaziosmanpasa, Istanbul.

Menurut pengacara tersebut, suami kliennya mulai mengenakan make up dan pakaian perempuan sejak dua tahun terakhir.

Ditambahkan pengacara itu, kliennya telah berupaya membicarakan permasalahan hobi itu dengan sang suami, namun diduga dia justru mendapat perlakukan kasar dan tindak kekerasan dari suaminya.

"Hal itu membuat sang istri menderita depresi dan merasa sudah tidak dapat melanjutkan pernikahan mereka," kata pengacara.

"Dia telah mengajukan gugatan cerai dan menuntut kompensasi sebesar 200.000 lira (sekitar Rp 525 juta)," tambahnya dilansir dari The New Arab.

Halaman
123
Sumber: Intisari Online
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved