Tercatat, Hampir 1.300 Aduan Masuk di Laman Dewanpers.or.id Terkait Kurang Tepatnya Pemberitaan
Tercatat, Hampir 1.300 Aduan Masuk di Laman Dewanpers.or.id Terkait Kurang Tepatnya Pemberitaan
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID,BANDARLAMPUNG - Media sehebat apapun ada peluang untuk salah. Baik disengaja maupun tidak disengaja.
Oyos Saroso HN, pemateri terkait bahasan pemberitaan di media menjabarkan, kesalahan yang disengaja biasanya berkaitan dengan profesionalisme. Dengan adanya sosmed, penyebaran info lebih cepat dan mudah.
"Kadang tanpa cek dan ricek wartawan langsung mengambil itu untuk dijadikan berita (di medianya)," kata Oyos di Ruang Way Halim, Hotel Horison dalam sosialisasi partisipasi media dalam pemberitaan yang responsif gender dan ramah anak, Kamis (22/8/2019).
Data dari Dewan Pers di laman dewanpers.or.id, setidaknya masuk laporan pengaduan hampir 1.300 aduan terkait kurangtepatnya pemberitaan. Ini menandakan ada beberapa hal yang terkadang diabaikan wartawan dalam menulis pemberitaan.
• Ini Acuan Wartawan Memberitakan Masalah Pornografi atau Cabul
Oyos menjelaskan, beberapa kesalahan umum media umumnya soal data, tidak berimbang sumbernya, beropini, sampai kepada mendiskriminasi perempuan atau korban dalam kejadian tertentu.
Wartawan juga secara etika sudah seharusnya tidak menuliskan detail kejadian secara menyeluruh terutama mengenai tindakan asusila karena dikhawatirkan korbannya justru akan menjadikan korban lanjutan misal jadi bully-an dan lainnya.
"Tak jarang akibat berita yang kurang tepat sampai bisa menghilangkan nyawa," ucapnya.
Hadir juga dalam sosialisasi yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Lampung,4 pemateri dari LKBN ANTARA Budisantoso Budiman dan Kabid Data Informasi Gender dan Anak Dinas PPPA Lampung.
(Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia M)
