Tribun Tanggamus

Berusia 4 Tahun, Balita Asal Tanggamus yang Menderita Hidrosepalus Ini Hanya Bisa Berbaring

Atizah, bayi berusia empat tahun hanya bisa berbaring di tempat tidur. Sebab, ukuran kepalanya lebih besar dari bentuk tubuhnya yang mungil.

Penulis: Tri Yulianto | Editor: Teguh Prasetyo
TribunLampung/Tri Yulianto
Kondisi Atizah, balita penderita hidrosefalus ditemani kakeknya Sulaiman. 

Laporan Reporter Tribun Lampung Tri Yulianto

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTA AGUNG - Atizah, bayi berusia empat tahun hanya bisa berbaring di tempat tidur.

Sebab, ukuran kepalanya lebih besar dari bentuk tubuhnya yang mungil.

Diduga bocah tersebut menderita hidrosefalus.

Nahasnya lagi, penyakit itu sudah diderita Atizah sejak dalam kandungan dan sampai usianya empat tahun belum pernah ditangani medis.

"Begitu dia lahir memang sudah begitu (kepalanya lebih besar), makanya waktu itu dilahirkan sesar katanya biar tidak makin parah," ujar Sulaiman, kakek dari Atizah.

Warga Pekon Tekad Blok III Kecamatan Pulau Panggung ini menceritakan, dulu Atizah pernah coba dioperasi di RSUD Abdoel Moeloek Bandar Lampung.

Saat itu usianya belum genap setahun, lantas pihak rumah sakit memasukannya dalam inkubator.

Setelah 20 hari, operasi belum juga dilakukan.

Kapolres Lampung Utara Kunjungi Bayi Pengidap Hidrosefalus

Pihak keluarga mulai gelisah karena harus menanggung hidup menjaganya selama di rumah sakit.

Akhirnya berdasarkan putusan keluarga besar, Atizah dibawa pulang.

"Waktu itu juga pertimbangan kami, anak ini masih kecil, berat rasanya kalau harus dioperasi. Akhinya dibawa pulang dan sampai sekarang tidak pernah lagi periksa ke rumah sakit," ujar Sulaiman.

Ia mengaku, pengobatan hanya dilakukan secara alternatif.

Namun keluarga mengakui hasilnya tidak dapat menyembuhkan Atizah dari penyakit tersebut.

Untuk saat ini, sebenarnya keluarga berharap ada kesempatan pertolongan kepada putri dari Dini yang kini sudah berstatus janda ini.

Apalahi usaha yang selama ini ditempuh tidak membuahkan hasil.

"Dari puskesmas sudah pernah melihat dan bilang ini bisa disembuhkan," terang Sulaiman.

Bayi 7 Bulan Asal Lampung Utara Menderita Hidrosefalus

Ia mengaku untuk saat ini, dirinya memang berharap untuk penanganan medis.

Namun untuk itu perlu dana dan juga pengaktifan kembali BPJS yang sudah non aktif sekitar tiga tahun lalu.

"Waktu itu tidak bayar BPJS lagi karena berat bayarnya. Sebab keperluan Atizah juga banyak seperti susu, pempers, makannya. Sedangkan dalam BPJS ada enam orang, satu keluarga, bayar tiap bulan, tidak boleh satu orang saja," terang Sulaiman.

Ia mengaku, selama ini bekerja sebagai petani kebun dengan hasil tahunan, lalu membuka warung, dan sebagai tukang ojek.

Pendapatan itu hanya bisa untuk keperluan hidup, keperluan Atizah.

"Kalau bisa minta bantuan pemerintah gitu, biar bisa operasi. Pokoknya bagaimana usahanya, untuk hasilnya nanti bagaimana iklas, yang penting usaha sudah dilakukan," terang Sulaiman.

(tribunlampung.co.id/tri yulianto)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved