BPBD Imbau Warga Efisiensi Penggunaan Air

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk mengefisiensi penggunaan air.

Penulis: kiki adipratama | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Anung
Ilustrasi - BPBD Salurkan Bantuan Air Bersih di Dusun Ogan Lima yang Kekurangan Air Bersih 

Laporan Reporter Tribunlampung Kiki Adipratama

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung belum mengetahui titik hotspot atau titik panas yang telah terpantau BMKG.

Madiono Kasubid Pencegahan BPBD mengatakan saat ini pihaknya belum mendapati informasi yang kian beredar.

"Sementara ini kita akan koordinasikan dulu dengan instansi-intansi yang lain" ujarnya saat di hubungi Tribun, Sabtu (24/8/2019).

Dengan kabar yang baru terdengar ini, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk mengefisiensi penggunaan air.

Sebab, selam masa kemarau membuat air menjadi sedikit hingga bisa menyebabkan kekeringan.

Kemudian juga, ia meminta kepada warga masyarakat untuk mencegah melakukan pembakaran-pembakaran dan selalu siap siaga terhadap kemungkinan yang akan terjadi.

Terakhir Ia mengungkapkan fenomena-fenomena semacam ini adalah fenomena alam yang pada dasar terjadi setiap setahun sekali.

"Alam ini pasti terjadi kemarau setiap setahun sekali, dan fenomena inipun pernah terjadi sebelumnya," tutupnya.

adan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Radin Inten II Lampung memetakan 22 titik panas (Hotspot) di Provinsi Lampung.

22 titik panas ditemukan melalui Satelit TERRA/AQUA dalam pengamatan pada 23 Agustus 2019 kemarin.

Titik-titik itu terbagi di beberapa Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung diantarnya, Lampung Tengah Kecamatan Bekri terdeteksi 2 titik, Kecamatan Nyunyai terdeteksi 2 titik.

Lampung Timur Kecamatan Sukadana terdeteksi 4 titik. Mesuji Kecamatan Simpang Pematang terdeteksi 4 titik, Tulang Bawang Kecamatan Gedung Meneng terdeteksi 5 titik, Kecamatan Gedung Aji 1 titik, Kecamatan Menggala 1 titik, dan Rawapitu 1 titik.

Selanjutnya Way Kanan tepat di Kecamatan Blambangan Umpu terdeteksi 2 titik.

Hal ini diungkapkan Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi BMKG Lampung Rudi Hariyanto saat dihubungi Tribun, Sabtu (24/8/2019).

Rudi mengatakan beberapa titik Hotspot tersebut telah terpantau melalui foto citra satelit.

"Dari pantauan yang ada terlihat yang paling banyak terdeteksi titik hotspot itu di Tulang Bawang," ungkapnya.

Kemudian pihaknyapun menghimbau kepada seluruh warga masyarakat terkhusus yang berada di daerah-daerah terdeteksi titik hotspot agar selalu tetap waspada akan adanya kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan menjaga kesehatan.

Waspadai Ancaman Penyakit DBD di Musim Kemarau, Lakukan Ini untuk Pencegahan

Kata dia, Wilayah Lampung saat ini memasuki musim kemarau, puncak musim kemarau pada bulan agustus sampai september.

"Bagi petani yang akan berkebun agar bertanam tanaman yang kebutuhan air sedikit, memperbanyak minum air mineral, menggunakan masker, dan tidak membakar atau meninggalkan api," himbau Rudi.

Petani Padi di Lampung Selatan Terancam Gagal Panen Akibat Kemarau Panjang

"Puncak musim kemarau ini suhu malam berubah menjadi dingin, maka diharapkan warga agar menjaga kesehatan," tutur Rudi.

Puncak Musim Kemarau Hingga September

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung merilis puncak musim kemarau masih berlangsung sepanjang Agustus hingga September mendatang.

Kasi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudy Hariyanto mengatakan, puncak musim kemarau ini diakibatkan aliran udara dari Benua Australia menuju Asia melewati Indonesia, termasuk wilayah Lampung sehingga angin terasa kencang mulai siang hingga malam hari.

"Kondisi cuaca di siang hari terik atau panas lalu di malam hari terasa dingin. Kondisi ini memicu pengurangan pasokan air hujan maupun air tanah. Akibatnya tanah juga menjadi kering dan tak sedikit yang retak-retak," kata Rudy kepada Tribun Senin (5/8) malam.

Dia mengimbau masyarakat atau petani untuk menanam tanaman yang tidak membutuhkan banyak air. Selain itu untuk tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan tanpa pengawasan. Terpantau melalui citra satelit, potensi berkurangnya air dari hujan atau daratan secara umum hampir merata di seluruh wilayah Lampung.

"Hanya saja tidak terlalu meskipun juga berdampak untuk daerah tertentu bagian barat seperti Lampung Barat, Pesisir Barat, dan Tanggamus. Masih ada hujan meskipun sedikit intensitasnya. Kalau kabupaten lain statusnya sudah kering," ungkapnya.

Dia mengimbau masyarakat waspada kebakaran hutan atau lahan. Terpantau melalui citra satelit, terdapat enam titik atau lokasi hotspot yang muncul akibat suhu yang terlalu panas di titik tersebut. Empat titik di Lampung Tengah, satu titik di Lampung Selatan, dan satu titik lagi di Lampung Timur.

"Hanya kita tidak tahu pasti secara fisik apakah terjadi kebakaran di lokasi ini atau tidaknya. Hanya saja jika hotspot itu tingkat kepercayaannya di atas 80 persen maka dapat dipastikan terjadi kebakaran hutan atau lahan, dan empat titik di Lampung Tengah terpantau di atas 80 persen," beber dia.

Rudy meminta masyarakat agar waspada perubahan suhu cuaca dengan tidak sembarangan membuang puntung rokok atau melakukan pembakaran lahan karena bisa berpotensi terjadi kebakaran akibat angin bertiup kencang terlebih mulai siang hingga malam hari.

"Lebih berhati-hati terkait timbulnya kebakaran, meminimalisasi terjadinya kebakaran dengan tidak membakar lahan atau membuang puntung rokok sembarangan," tukasnya.

(Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved