Tribun Tanggamus
Empat Bulan Tidak Turun Hujan, Ratusan Hektare Sawah di Tanggamus Puso
Petani pasrah karena usaha sudah dilakukan meski hasilnya tidak sebanding. Ada juga ptani mempercepat waktu panen.
Penulis: Tri Yulianto | Editor: martin tobing
Persawahan di Pekon Suka Agung seluas lebih dari 50 hektare rawan terkena puso saat kemarau. Kondisi itu pun dipicu sawah di pekon setempat tadah hujan, serta tidak ada sumber air besar untuk aliran air irigasi.
Alhasil, selama ini petani hanya membuat sumur-sumur bor dengan kapasitas air maksimal dua hari habis. Petani pun harus berkorban lagi membeli bahan bakar agar mesin penyedot air beroperasi.
• Berusia 4 Tahun, Balita Asal Tanggamus yang Menderita Hidrosepalus Ini Hanya Bisa Berbaring
Sutris, petani asal Pekon Suka Agung menyatakan, saat musim kemarau menghabikan 20 jeriken bensin untuk sedot air. Dana yang dikeluarkan untuk membeli bensin sekitar Rp 900 ribuan.
“Kondisi tanah yang pecah-pecah sekarang ini dibutuhkan waktu dua hari untuk membasahi sawah".
"Meski sehari kemudian sawah kembali kering. Sehingga langkah yang bisa diambil hanya mempercepat waktu panen,” terangnya. (*)