Gadis ABG Masuk Ruang Kepala Sekolah Hanya Kenakan Daster, Ini yang Terjadi sampai Pol PP Datang
Gadis ABG Masuk Ruang Kepala Sekolah Hanya Kenakan Daster, Ini yang Terjadi Sampai Pol PP Datang.
Mereka ingin merasakan sensasi setelah mengonsumsi narkoba.
Konsumsi air rebusan dinilai lebih murah ketimbang membeli narkotika yang dinilai mahal.
"Jadi, pembalut bekas pakai itu direndam. Air rebusannya diminum," kata Kepala Bidang Pemberantasan BNN Jawa Tengah, AKBP Suprinarto.
2. Dilakukan remaja mayoritas umur 13-16 tahun
Suprinarto mengungkapkan, fenomena ini terjadi di berbagai daerah di Jawa Tengah.
Kejadian ini ditemukan di Grobogan, Kudus, Pati, Rembang dan Kota Semarang bagian Timur.
Mayoritas pengguna adalah anak remaja usia 13-16 tahun.
3. BNN belum bisa menindak
Terkait hal tersebut, Suprinarto mengaku, jika BNN belum bisa menindak.
Pasalnya, tidak ada dasar hukumnya.
Air rebusan juga dinilai belum termasuk dalam kategori zat-zat berbahaya atau terlarang.
4. Dinas Kesehatan akan segera cek
Mengetahui hal tersebut, Dinas Kesehatan Kota Semarang Jawa Tengah pun akan segera meneliti kandungan dari air rebusan pembalut.
Tim akan diterjunkan untuk meneliti sejauh mana dampak buruknya bagi tubuh manusia.
''Kalau di lapangan seperti itu ya perlu ada tindakan pencegahan," ucap Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Semarang Sarwoko Oetomo.
Sarwoko mengaku telah mendengar kabar perilaku remaja yang mengonsumsi air di luar kewajaran tersebut.
Sementara itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada rentang Januari - Maret 2015 pernah melakukan penelitian terhadap produk pembalut dan pantyliner yang beredar di pasaran.
Hasilnya hampir semua produk pembalut dan pantyliner yang beredar di pasaran mengandung klorin.
• Gadis ABG Kepergok Sang Ayah Bersetubuh dengan Om-om di Rumah, Tetangga Sampai Berdatangan
• Napi Telan Ponsel Saat Disidak, Charger dan Simcard Masih Tertinggal di Dalam Perut
• Setelah Berhubungan Intim dengan Istri Muda, Edi Chandra Tertidur Lalu Dieksekusi
Dikutip dari website resmi YLKI, dalam pengujian itu YLKI menggunakan sampel yang diperoleh dari ritel, dengan menggunakan metode Spektrofotometri.
"Dari hasil pengujian YLKI 9 merek pembalut dan 7 merek pentyliner semua mengandung klorin dengan rentang 5 s/d 55 ppm. Kandungan klor yang paling tinggi (54.73 ppm) pada merek Charm dan pada pantyliner kandungan klor tertinggi pada merek V Class (14,68 ppm), sedangkan kandungan terendah pada pembalut Softness standard Jumbo Pac (6.05 ppm) dan pantyliner Laurier Active Fit (5.87 ppm).
Tidak hanya uji lab kami juga menganalisa label produk pembalut dan pantyliner, data menunjukan sebagian besar (52%) produk tidak mencantumkan komposisi pada kemasan produk dan sebagian besar (57%) produk tidak mencantumkan tanggal daluarsa dan dari hasil pengujian serta analisa label bahwa pembalut dan pantyliner yang berasal dari kertas memiliki kadar klorin lebih tinggi dibandingkan yang berasal dari kapas" demikian hasil pengujian yang disiarkan melalui siaran pers pada 2015 tersebut.
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul "Heboh! Doyan Mabuk Miras 2 Calon Siswi SMA di Kota Kupang NTT Digiring Satpol PP, Sempat Adu Mulut"