Modus Mau Transfer Lewat BRI Link, Uang Rp 48 Juta Digasak Perampok
Aksi perampokan dengan modus berpura-pura akan transfer uang terjadi di BRI Link Kampung Sumber Rejeki, Kecamatan Seputih Mataram, Lampung Tengah.
Penulis: Wahyu Iskandar | Editor: Noval Andriansyah
Seorang saksi mata yang tak mau disebut namanya pada saat kejadian mendengar teriakan korban.
Lalu ia melihat seorang pria membawa tas keluar dari BRI Link dengan mengendarai sepeda motor.
"Korban teriak rampok, rampok! Saya langsung mengejar pelaku. Tak berselang lama, warga berkumpul dan langsung ikut mengejar pelaku," kata saksi mata tersebut.
Kepala Polsek Seputih Mataram Iptu Arief Wiranto mengatakan, pada saat kejadian kebetulan ada anggotanya yang sedang patroli.
Mengetahui adanya aksi kejahatan, polisi turut mengejar pelaku.
"Pelaku kita berikan peringatan untuk berhenti, tapi masih saja tak digubris. Akhirnya sekitar 5 kilometer dari tempat kejadian, tepatnya di Kampung Rejo Sari, motor yang dikendarai pelaku terjatuh," kata Iptu Arief Wiranto.
Polisi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa uang Rp 48 juta milik korban, sebilah badik, dompet pelaku, motor, dan ponsel.
Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, Rizal Efendi akan dijerat pasal pasal 365 KUHPidana tentang pencurian dengan kekerasan.
Ia terancam hukuman 12 tahun penjara.
Rizal mengaku sudah memantau kondisi sebelum beraksi.
Begitu kantor BRI Link sedang sepi, ia langsung masuk.
Sambil memantau situasi, pelaku mengalihkan pembicaraan dengan berpura-pura menelepon.
Saat korban sedang asyik menghitung uang, pelaku langsung menodongkan badik.
• Target 7 Sasaran Operasi Patuh Krakatau 2019, Polres Lampung Tengah Tindak 100 Pelanggar Usia Dini
• Satu Keluarga di Lampung Tengah Tinggal di Kandang Kambing, Mistiani Hidupi Anak dari Upah Menggosok
"Saya bilang, 'saya cuma butuh uangnya dan tidak akan melukai dia. Saya langsung ambil uang di dalam tas yang ada di laci kecil. Lalu saya kabur," kata pelaku.
Saat dikejar warga dan polisi, Rizal mengaku gugup.
Pada akhirnya ia terjatuh di sebuah tikungan tajam. (tribunlampung.co.id/syamsir alam/wahyu iskandar)