Presiden BJ Habibie Murka Sampai Berdiri dari Tempat Duduknya, Eks Jenderal Kopassus Jadi Sasaran
Namun siapa sangka, BJ Habibie ternyata pernah memarahi seorang eks Jenderal Kopassus.
Penulis: Wakos Reza Gautama | Editor: wakos reza gautama
Ketika itu Soeharto harus meletakkan jabatannya sebagai Presiden RI karena tuntutan massa dan mahasiswa.
BJ Habibie ketika itu menjadi Wakil Presiden RI, secara otomatis menggantikan Soeharto sebagai Presiden RI.
Situasi saat itu, kacau. Krisis ekonomi, politik, keamanan terjadi di Indonesia.
Peristiwa kerusuhan Mei 1998 menjadi masa kelam dalam sejarah Republik Indonesia.
Banyak korban berjatuhan dari peristiwa tersebut.
Sebagai prajurit militer dan penasehat Hamkam Presiden BJ Habibie, Sintong menilai terjadinya kerusuhan Mei 1998 adalan kegagalan aparat keamanan.
Sintong lalu memberi saran kepada Presiden BJ Habibie.
Di dalam ruang kerja presiden, Sintong terlibat pembicaraan dengan BJ Habibie.
Sintong menyarankan Presiden BJ Habibie memisah jabatan Menteri Hankam dengan Panglima ABRI.
Di era tersebut, jabatan Menteri Hankam dijabat Panglima ABRI.
Pada saat itu, Menteri Hankam/Panglima ABRI dijabat Jenderal Wiranto.
Sintong menyarankan agar Wiranto tidak lagi menjadi Panglima ABRI dengan alasan Wiranto sudah terlalu lama memegang jabatan Menteri Hankam/Panglima ABRI di era Presiden Soeharto.
Sintong mengusulkan Hendropriyono sebagai Panglima ABRI yang baru menggantikan Wiranto.
"Alangkah bijaksananya kalau Panglima ABRI dijabat oleh orang baru. Hendropriyono diangkat menjadi Panglima ABRI menggantikan Wiranto, sedangkan jabatan Menteri Hankam diberikan kepada Wiranto," ujar Sintong kepada BJ Habibie sebagaimana dikutip dari buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando.
BJ Habibie ternyata tidak senang mendengar saran yang sudah sering dilontarkan Sintong.