VIDEO Kesulitan Air Bersih, 100 KK di Lebak Jaya Bergantung pada Satu Sumur Bor di Musala
Warga lingkungan Lebak Jaya, Kelurahan Pasar Madang, Kota Agung rela antre air bersih dan hanya bergantung pada satu sumur bor untuk 100 KK.
Penulis: ikhsan dwi nur satrio | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTA AGUNG - Warga lingkungan Lebak Jaya, Kelurahan Pasar Madang, Kota Agung rela antre air bersih dan hanya bergantung pada satu sumur bor untuk 100 kepala keluarga.
Menurut Sudirman, kesulitan air bersih terjadi dua bulan ini, seiring musim kemarau. Untuk itu mereka terpaksa mengambil dan mengantre air dari sumur bor di musala setempat.
"Sekarang ini air tidak bisa mengalir ke rumah warga, akhirnya mereka bawa ember untuk ambil air dari sumur bor," terang Sudirman.
Ia mengaku, daerah tempat tinggalnya sebenarnya ada air namun kualitasnya tidak bagus. Sebab air sumur di rumah-rumah warga berwarna kuning. Apabila menempel di pakaian atau semen maka ikut kuning pula.
• Kakak Beradik di Lampung Utara Makan Kucing, Alasannya Bikin Geger Warga
• Bak Komplotan Profesional, 3 Bocah SD Bagi Tugas Curi Motor yang Terparkir, Pemiliknya Hampir Nangis
"Kalau sumur ada tapi airnya kuning akhirnya sumur-sumur tidak dipakai. Pakai air dari sumur bor di musala," terang Sudirman.
Ia mengaku awal mula sumur bor musala, warga iuran dan minta donasi membuat sumur bor. Saat itu habis Rp 25 juta pada 2011. Lantaran airnya bagus maka warga membuat aliran air berupa pipa-pipa yang mengarah ke rumah.
Namun seiring musim kemarau air tidak mampu mengalir ke rumah-rumah warga. Akhirnya warga mengangkut air dari sumur bor musala untuk kebutuhan air bersih mereka.
"Ramainya kalau pagi dan sore, dari beberapa RT kumpul di sini. Pokoknya ada sekitar 100 KK di 90 rumah yang mengambil air di sini," kata Sudirman.
Menurutnya dulu pernah ada bantuan aliran dari PDAM, namun air tidak mengalir setiap saat. Hanya pada malam hari sampai dini hari. Sehingga warga memilih gunakan sumur bor musala.
"Kalau di sini setiap saat ada airnya, makanya warga memilih mengambil air dari musala," terang Sudirman.
Untuk ke depan, warga berharap adanya bantuan sumur bor lagi, minimal dua sumur bor lagi. Nanti itu dibagi ke beberapa blok agar warga tidak terlalu jauh lagi mengangkut air dan tidak lama mengantre.
• Petani Tanggamus Rajai Lelang Kopi Robusta Lampung, Tertinggi Dihargai Rp 150 Ribu per Kg
• VIDEO KM Banawa Nusantara 73 Tunggu Izin Laik Berlayar, Bantu Masyarakat di Pulau Sebesi
Kondisi saat ini adalah jumlah warga bertambah tapi hanya bergantung pada satu sumber air bersih. Untuk itu harapannya ada tambahan sarana untuk air bersih.
Menurut Susiana, warga lainnya, memang kesulitan air mulai terjadi pada musim kemarau ini. Sehingga warga semuanya mengantre ke sumur bor musala.
"Di sini susahnya air bersih, maunya ada bantuan air bersih biar warga tidak banyak antre kalau mau perlu air," terang Susiana. (Videografer Tribunlampung.co.id/Ikhsan Dwi Nur Satrio)